Total Indonesie luncurkan lampu tenaga surya
A
A
A
Sindonews.com - PT TATS Indonesia yang merupakan grup PT Total E&P Indonesie meluncurkan lampu tenaga surya dengan merek Awango. Lampu ini ditujukan untuk warga daerah terpencil yang belum terjangkau listrik.
Direktur PT TATSI Suharmoko menuturkan, harga lampu tenaga surya sangat terjangkau dan berorientasi pada sosial program akses energi dengan kualitas dua kali lipat di banding lampu dengan lentera minyak tanah.
“Kulaitas cahanya dua kali lipat lebih terang dibandingka lentera minyak tanah,” kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Menurut dia, produk lampu tenaga surya ini sudah beredar luas di pasaran. Produk lampu dengan brand Awango mempunyai tiga jenis produk andalan, antara lain, Dlight s20, Dlight s300 dan Sundaya Ulitum.
“Dlight s20 tahan selama delapan jam penggunaan dan dapat di-charge dengan listrik AC ataupun tenaga surya dual charging,” tutur dua.
Sementara Dlight s300 tahan selama 16 jam dengan dual charging bisa untuk nge-charge ponsel lalu untuk Sundaya Ulitium mempunyai daya tahan selama 60 jam dengan dual charging dapat dipakai hingga empat lampu dan dapat dipakai nge-charge ponsel.
President Direktur Total E&P Indonesie Elisabeth Proust mengungkapkan, peluncuran Awango merupakan sumbangsih Total kepada jutaan rumah tangga di Indonesia yang belum mendapatkan akses penerangan. Diharapkan pada 2014 mendatang Awango mampu menembus hingga seluruh pelosok daerah terpencil.
Melalui Awango, perusahaan mempunyai misi sosial dengan prinsip-prinsip bisnis pada umumnya yang berorientasi pasar. Hal itu bertujuan memberikan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan kepada masyarakat mendukung kegiatan ekonomi dan membangun usaha berkelanjutan.
“Awango by Total menargetkan lampu tenaga surya dapat menjangkau 5 juta jiwa atau 1 juta rumah tangga di seluruh dunia pada 2015,” ujar dia.
Dia menjelaskan, Indonesia merupakan satu dari tiga negara, bersama dengan Kamerun dan Kenya dijadikan percontohan Awango. Program ini sudah dijalankan ketika program Access to Solar dan sekarang sudah berkembang di 17 negara.
Direktur PT TATSI Suharmoko menuturkan, harga lampu tenaga surya sangat terjangkau dan berorientasi pada sosial program akses energi dengan kualitas dua kali lipat di banding lampu dengan lentera minyak tanah.
“Kulaitas cahanya dua kali lipat lebih terang dibandingka lentera minyak tanah,” kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Menurut dia, produk lampu tenaga surya ini sudah beredar luas di pasaran. Produk lampu dengan brand Awango mempunyai tiga jenis produk andalan, antara lain, Dlight s20, Dlight s300 dan Sundaya Ulitum.
“Dlight s20 tahan selama delapan jam penggunaan dan dapat di-charge dengan listrik AC ataupun tenaga surya dual charging,” tutur dua.
Sementara Dlight s300 tahan selama 16 jam dengan dual charging bisa untuk nge-charge ponsel lalu untuk Sundaya Ulitium mempunyai daya tahan selama 60 jam dengan dual charging dapat dipakai hingga empat lampu dan dapat dipakai nge-charge ponsel.
President Direktur Total E&P Indonesie Elisabeth Proust mengungkapkan, peluncuran Awango merupakan sumbangsih Total kepada jutaan rumah tangga di Indonesia yang belum mendapatkan akses penerangan. Diharapkan pada 2014 mendatang Awango mampu menembus hingga seluruh pelosok daerah terpencil.
Melalui Awango, perusahaan mempunyai misi sosial dengan prinsip-prinsip bisnis pada umumnya yang berorientasi pasar. Hal itu bertujuan memberikan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan kepada masyarakat mendukung kegiatan ekonomi dan membangun usaha berkelanjutan.
“Awango by Total menargetkan lampu tenaga surya dapat menjangkau 5 juta jiwa atau 1 juta rumah tangga di seluruh dunia pada 2015,” ujar dia.
Dia menjelaskan, Indonesia merupakan satu dari tiga negara, bersama dengan Kamerun dan Kenya dijadikan percontohan Awango. Program ini sudah dijalankan ketika program Access to Solar dan sekarang sudah berkembang di 17 negara.
(rna)