Tingkatkan produktivitas, PKC bikin mesin pengering padi
A
A
A
Sindonews.com - Guna meningkatkan produktivitas pertanian, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) habiskan Rp300 juta untuk membuat mesin pengering padi.
Selanjutnya melalui program Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan berbasis Korporasi (GP3K) mesin tersebut lalu di serahkan kepada Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) Kec. Karawang timur untuk membantu pengeringan padi di wilayah tersebut.
Bantuan tersebut juga sebagai pemenuhan janji dari menteri BUMN Dahlan Iskan ketika melaksanakan panen perdana GP3K beberapa waktu lalu di wilayah itu.
GM pemeliharaan PT Pupuk Kujang, Pranoto Adi mengatakan mesin yang merupakan hasil kerjasama rancangan desain PT Pupuk Kujang dengan IPB tersebut memiliki kapasitas mengeringkan padi sebanyak 10 ton perhari.
Pada proses pengeringannya alat ini membutuhkan kurang lebih 16 jam untuk mengeringkan padi dengan temperatur suhu panas sekitar 34-38 celcius, pada proses pengeringan tersebut mesin pengering membutuhkan sekitar 137 kg sekam dan 20 liter solar.
Sementara itu Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, Bambang Tjahjono bantuan ini merupakan salah satu kerjasama antara Pupuk Kujang dengan para petani di wilayah Kecamatan Kampung Bojong Loa, Desa Tegal Sawah, Kec. Karawang Timur guna meningkatkan produktivitas pertanian.
"Kesulitan petani pada musim hujan itu, petani sulit mengeringkan padi, dengan mesin tersebut diharapkan para petani dapat mengeringkan hasil panen mereka pada musim hujan, dengan memanaskan gabah ini secara perlahan selama 16 jam pemanasan," katanya pada acara Serah terima Mesin Pengering Padi Program GP3K, Kamis (19/12/2013).
Dikatakannya, pengawalan pun dillakukan pihaknya untuk menjaga mesin tersebut tetap berjalan. "Pupuk kujang akan tetap mengawal mesin ini dengan baik jika ada yang rewel," tuturnya.
Kepala Badan BP4K (Badan Penyuluhan Pertanian Perkebunan Peternakan Kehutanan) Karawang, Nachrowi mengatakan puncak banjir di Karawang sampai dua kali di bulan Februari. Namun begitu dengan adanya mesin ini pihaknya mengharapkan dapat membantu peningkatan produktivitas para petani.
Sementara itu, Ketua Kelompok tani Wargi Mekar mengaku terbantu dengan bantuan mesin tersebut, pasalnya para petani membutuhkan waktu yang lama untuk menjemur padi mereka.
"Biasanya padi di jemur tiga hari di jalan, dan memakan banyak tempat, kini dengan mesin ini diharapkan proses pengeringan padi tersebut bisa lebih praktis dan hanya butuh satu hari saja," harapnya.
Selanjutnya melalui program Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan berbasis Korporasi (GP3K) mesin tersebut lalu di serahkan kepada Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) Kec. Karawang timur untuk membantu pengeringan padi di wilayah tersebut.
Bantuan tersebut juga sebagai pemenuhan janji dari menteri BUMN Dahlan Iskan ketika melaksanakan panen perdana GP3K beberapa waktu lalu di wilayah itu.
GM pemeliharaan PT Pupuk Kujang, Pranoto Adi mengatakan mesin yang merupakan hasil kerjasama rancangan desain PT Pupuk Kujang dengan IPB tersebut memiliki kapasitas mengeringkan padi sebanyak 10 ton perhari.
Pada proses pengeringannya alat ini membutuhkan kurang lebih 16 jam untuk mengeringkan padi dengan temperatur suhu panas sekitar 34-38 celcius, pada proses pengeringan tersebut mesin pengering membutuhkan sekitar 137 kg sekam dan 20 liter solar.
Sementara itu Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, Bambang Tjahjono bantuan ini merupakan salah satu kerjasama antara Pupuk Kujang dengan para petani di wilayah Kecamatan Kampung Bojong Loa, Desa Tegal Sawah, Kec. Karawang Timur guna meningkatkan produktivitas pertanian.
"Kesulitan petani pada musim hujan itu, petani sulit mengeringkan padi, dengan mesin tersebut diharapkan para petani dapat mengeringkan hasil panen mereka pada musim hujan, dengan memanaskan gabah ini secara perlahan selama 16 jam pemanasan," katanya pada acara Serah terima Mesin Pengering Padi Program GP3K, Kamis (19/12/2013).
Dikatakannya, pengawalan pun dillakukan pihaknya untuk menjaga mesin tersebut tetap berjalan. "Pupuk kujang akan tetap mengawal mesin ini dengan baik jika ada yang rewel," tuturnya.
Kepala Badan BP4K (Badan Penyuluhan Pertanian Perkebunan Peternakan Kehutanan) Karawang, Nachrowi mengatakan puncak banjir di Karawang sampai dua kali di bulan Februari. Namun begitu dengan adanya mesin ini pihaknya mengharapkan dapat membantu peningkatan produktivitas para petani.
Sementara itu, Ketua Kelompok tani Wargi Mekar mengaku terbantu dengan bantuan mesin tersebut, pasalnya para petani membutuhkan waktu yang lama untuk menjemur padi mereka.
"Biasanya padi di jemur tiga hari di jalan, dan memakan banyak tempat, kini dengan mesin ini diharapkan proses pengeringan padi tersebut bisa lebih praktis dan hanya butuh satu hari saja," harapnya.
(gpr)