SBY resmikan pabrik baja Krakatau Posco
SBY resmikan pabrik baja Krakatau Posco
A
A
A
Sindonews.com - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan pabrik baja terpadu, PT Krakatau Posco di Cilegon, Banten, hari ini.
Pabrik baja yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan Pohang Iron & Steel Company (Posco) Korea akan mulai beroperasi tepat setelah diresmikan oleh Presiden SBY.
Peresmian tersebut disaksikan oleh Menteri BUMN, Menteri Perindustrian, Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Perdagangan, Duta Besar Korea untuk Indonesia dan Menteri Perdagangan dan Industri Korea.
Pabrik baja terintegrasi ini dimiliki 70 persen oleh Posco dan PT Krakatau Steel sekitar 30 persen.
Presiden SBY melakukan penyalaan api pertama pada tungku bertanur tinggi (blast furnace) sebagai tanda beroperasinya pabrik di area blast furnace complex milik Krakatau Posco.
Blast furnace merupakan salah satu teknologi pengolahan besi dan baja yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utamanya. Proyek pembangunan pabrik baja terintegrasi ini memiliki kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun.
Pada tahap kedua, pabrik baja ini akan dikembangkan kapasitasnya menjadi 6 juta ton per tahun guna mengantisipasi permintaan baja yang terus melonjak, baik di pasar domestik maupun regional.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim mengatakan, pabrik Krakatau Posco merupakan upaya untuk meingkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
"Di tahun pertamanya, pabrik tersebut diharapkan bisa mencapai utilitas hingga 70-80 persen, ekuivalen 3 juta ton per tahun," kata Irvan, Senin (23/12/2013).
Lebih lanjut Irvan berharap pertumbuhan permintaan baja dari sektor automotif naik dari 7 persen menjadi 20 persen. Hal itu didorong pertumbuhan industri automotif yang membutuhkan bahan baku baja.
Pabrik baja yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan Pohang Iron & Steel Company (Posco) Korea akan mulai beroperasi tepat setelah diresmikan oleh Presiden SBY.
Peresmian tersebut disaksikan oleh Menteri BUMN, Menteri Perindustrian, Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Perdagangan, Duta Besar Korea untuk Indonesia dan Menteri Perdagangan dan Industri Korea.
Pabrik baja terintegrasi ini dimiliki 70 persen oleh Posco dan PT Krakatau Steel sekitar 30 persen.
Presiden SBY melakukan penyalaan api pertama pada tungku bertanur tinggi (blast furnace) sebagai tanda beroperasinya pabrik di area blast furnace complex milik Krakatau Posco.
Blast furnace merupakan salah satu teknologi pengolahan besi dan baja yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utamanya. Proyek pembangunan pabrik baja terintegrasi ini memiliki kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun.
Pada tahap kedua, pabrik baja ini akan dikembangkan kapasitasnya menjadi 6 juta ton per tahun guna mengantisipasi permintaan baja yang terus melonjak, baik di pasar domestik maupun regional.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim mengatakan, pabrik Krakatau Posco merupakan upaya untuk meingkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
"Di tahun pertamanya, pabrik tersebut diharapkan bisa mencapai utilitas hingga 70-80 persen, ekuivalen 3 juta ton per tahun," kata Irvan, Senin (23/12/2013).
Lebih lanjut Irvan berharap pertumbuhan permintaan baja dari sektor automotif naik dari 7 persen menjadi 20 persen. Hal itu didorong pertumbuhan industri automotif yang membutuhkan bahan baku baja.
(rna)
Explore More