Rupiah anjlok, industri kecap rumahan terancam bangkrut
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga kedelai dampak dari melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat kelimpungan industri kecap rumahan di Gresik, Jawa Timur.
Meski memakai bahan baku kedelai hitam, tetapi perajin kecap tak mampu berbuat banyak karena harga komoditas pendukung lain di antaranya gula batu mengalami kenaikan.
Namun kendati demikian, para perajin kecap rumahan di Gresik memilih tetap bertahan dan melakukan aktivitasnya di tengah melonjaknya harga kedelai hitam yang kini menembus Rp10.000 per kilogram. Melonjaknya harga kedelai juga mengancam kelangsungan usaha perajin kecap rumahan.
Kedelai hitam dan gula batu yang menjadi bahan dasar pembuatan kecap saat ini harganya terus merangkak naik seiring merosotnya nilai tukar rupiah dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Kondisi ini, masih diperparah dengan gempuran produk kecap brand nasional sehingga membuat para perajin kecap rumahan hanya bisa bertahan dan pasrah/ meski keuntunganya semakin merosot.
Perajin kecap asal Gresik Ali Muchid mengatakan, jika harga kedelai terus melonjak maka roda usaha perajin kecap rumahan dipastikan akan gulung tikar. Namun perajin tidak punya pilihan lain kecuali terus beraktivitas dengan menjaga kualitas produknya agar produknya tetap diminati para pelanggannya.
"Kalau terus naik, maka akan gulung tikar," ungkapnya di sentra penghasil kecap Gresik, Kamis (26/12/2013).
Selain itu, para perajin di sentra penghasil kecap di Desa Kembangan Kabupaten Gresik kini hanya bertahan sambil menunggu niat baik Pemkab Gresik membantu mengatasi persoalan melambungnya harga kedelai.
Meski memakai bahan baku kedelai hitam, tetapi perajin kecap tak mampu berbuat banyak karena harga komoditas pendukung lain di antaranya gula batu mengalami kenaikan.
Namun kendati demikian, para perajin kecap rumahan di Gresik memilih tetap bertahan dan melakukan aktivitasnya di tengah melonjaknya harga kedelai hitam yang kini menembus Rp10.000 per kilogram. Melonjaknya harga kedelai juga mengancam kelangsungan usaha perajin kecap rumahan.
Kedelai hitam dan gula batu yang menjadi bahan dasar pembuatan kecap saat ini harganya terus merangkak naik seiring merosotnya nilai tukar rupiah dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Kondisi ini, masih diperparah dengan gempuran produk kecap brand nasional sehingga membuat para perajin kecap rumahan hanya bisa bertahan dan pasrah/ meski keuntunganya semakin merosot.
Perajin kecap asal Gresik Ali Muchid mengatakan, jika harga kedelai terus melonjak maka roda usaha perajin kecap rumahan dipastikan akan gulung tikar. Namun perajin tidak punya pilihan lain kecuali terus beraktivitas dengan menjaga kualitas produknya agar produknya tetap diminati para pelanggannya.
"Kalau terus naik, maka akan gulung tikar," ungkapnya di sentra penghasil kecap Gresik, Kamis (26/12/2013).
Selain itu, para perajin di sentra penghasil kecap di Desa Kembangan Kabupaten Gresik kini hanya bertahan sambil menunggu niat baik Pemkab Gresik membantu mengatasi persoalan melambungnya harga kedelai.
(gpr)