CNKO cari pinjaman Rp2,55 T untuk bangun PLTU
A
A
A
Sindonews.com - PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) tengah menjajaki rencana mencari pinjaman sebesar USD208 juta atau setara Rp2,55 triliun dari sejumlah bank regional.
Direktur Keuangan CNKO Danar Wihandoyo mengatakan, perseroan mengusahakan akan melakukan pinjaman hanya kepada satu bank, meskipun tidak menutup kemungkinan akan dilakukan dengan metode sindikasi dari sejumlah bank regional.
“Kami tidak memilih bank lokal karena suku bunga sedang sangat tinggi,” ujar Danar di Gedung WTC, Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Dipilihnya pinjaman dari perbankan regional lantaran adanya peningkatan beban bunga kredit jangka pendek yang diperoleh dari perbankan domestik.
Hingga kuartal III/2013, CNKO memiliki utang bank jangka pendek sebesar Rp1,04 triliun. Utang itu terdiri dari fasilitas pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar Rp570,3 miliar, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) sebesar Rp 458,59miliar dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) senilai Rp20 miliar.
Beban bunga dan keuangan perseroan yang tercatat hingga September 2013 mencapai Rp104,35 miliar, naik 18,89 persen dibandingkan beban bunga sepanjang periode sama tahun lalu Rp87,77 miliar.
Adapun, dana hasil pinjaman itu rencananya akan dipakai untuk pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) menjadi 2x65 megawatt (MW) di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
“Dana pinjaman hanya akan menutupi 80 persen dari total kebutuhan dana, sementara sisa 20 persen akan kami ambil dari ekuitas,” ujar dia.
Adapun nilai investasi pengembangan kapasitas PLTU tersebut diperkirakan mencapai USD1,5–2 juta per 1 MW. Dengan demikian, total kebutuhan dana CNKO dalam proyek pengembangan tersebut sebesar USD200–260 juta.
Direktur Keuangan CNKO Danar Wihandoyo mengatakan, perseroan mengusahakan akan melakukan pinjaman hanya kepada satu bank, meskipun tidak menutup kemungkinan akan dilakukan dengan metode sindikasi dari sejumlah bank regional.
“Kami tidak memilih bank lokal karena suku bunga sedang sangat tinggi,” ujar Danar di Gedung WTC, Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Dipilihnya pinjaman dari perbankan regional lantaran adanya peningkatan beban bunga kredit jangka pendek yang diperoleh dari perbankan domestik.
Hingga kuartal III/2013, CNKO memiliki utang bank jangka pendek sebesar Rp1,04 triliun. Utang itu terdiri dari fasilitas pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebesar Rp570,3 miliar, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) sebesar Rp 458,59miliar dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) senilai Rp20 miliar.
Beban bunga dan keuangan perseroan yang tercatat hingga September 2013 mencapai Rp104,35 miliar, naik 18,89 persen dibandingkan beban bunga sepanjang periode sama tahun lalu Rp87,77 miliar.
Adapun, dana hasil pinjaman itu rencananya akan dipakai untuk pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) menjadi 2x65 megawatt (MW) di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
“Dana pinjaman hanya akan menutupi 80 persen dari total kebutuhan dana, sementara sisa 20 persen akan kami ambil dari ekuitas,” ujar dia.
Adapun nilai investasi pengembangan kapasitas PLTU tersebut diperkirakan mencapai USD1,5–2 juta per 1 MW. Dengan demikian, total kebutuhan dana CNKO dalam proyek pengembangan tersebut sebesar USD200–260 juta.
(rna)