Okupansi hotel di Semarang relatif stabil
A
A
A
Sindonews.com - Okupansi atau tingkat hunian hotel-hotel di Kota Semarang, Jawa Tengah selama libur Natal dan Tahun baru tidak menunjukan kenaikan dan relatif stabil seperti hari-hari biasa. Hal ini tidak lepas semakin banyaknya hotel-hotel baru di Kota Semarang ini.
Di Dafam Hotel Semarang misalnya, okupasi belum menunjukan kenaikan yang signifikan. Rata-rata okupansi di hotel yang terletak di Jalan Imam Bonjol Semarang ini hanya kisaran 80-90 persen.
Public Relation (PR) Executive Dafam Hotel Semarang, Namira Fanessa menuturkan, saat Natal, okupansi rata-rata di tanggal 24-25 Desember 2013 mencapai 80 persen, dan antara 26-29 Desember 2013 berada di posisi 90 persen, serta 30-31 Desember 2013 masih 60 persen.
"Kami memiliki 103 kamar, dimana 87 unit kamar deluxe, 5 kamar executive, 5 kamar junior suite, 5 kamar suite, dan 1 kamar royal suite," jelasnya, Minggu (29/12/2013).
Namira mengakui, secara umum, rata-rata okupansi Dafam Hotel Semarang 70 persen. Namun begitu, di tengah persaingan hotel yang ketat di Kota Semarang, target okupansi di 2013 ini sudah tercapai.
Sama halnya di Best Western Star Hotel Semarang, okupansi saat Natal hanya 70 persen, atau relatif sama dengan rata-rata okupansi harian yang berada di kisaran 65-75 persen.
Assisten Manager Marketing Communication Best Western Star Semarang, Denish Ardhaneswara mengaku, okupansi hotelnya tahun ini tidak signifikan. Hal ini dikarenakan banyaknya bermunculan hotel-hotel baru yang bisa menjadi alternatif pilihan masyarakat.
"Dengan munculnya hotel baru, mempengaruhi okupansi. Apalagi, Semarang hanya sebagai kota MICE saja, belum termasuk bagian salah satu destination pariwisata," katanya.
Menurut Denish, kenaikan okupansi baru terlihat mulai 26-29 Desember 2013, dimana kamar yang tersedia telah penuh. Sedangkan untuk tanggal 30-31 Desember 2013, okupansi masih 65 persen.
"Untuk tanggal 31 Desember 2013, kita masih menerima reservasi, dan baru 65 persen yang kondirmasi," ungkapnya.
Denish menjelaskan, secara keseluruhan target okupansi di tahun 2013 dipatok 75 persen. Namun realisasi okupansi di Best Western Star Hotel Semarang sampai saat ini masih di kisaran 70 persen.
Di Dafam Hotel Semarang misalnya, okupasi belum menunjukan kenaikan yang signifikan. Rata-rata okupansi di hotel yang terletak di Jalan Imam Bonjol Semarang ini hanya kisaran 80-90 persen.
Public Relation (PR) Executive Dafam Hotel Semarang, Namira Fanessa menuturkan, saat Natal, okupansi rata-rata di tanggal 24-25 Desember 2013 mencapai 80 persen, dan antara 26-29 Desember 2013 berada di posisi 90 persen, serta 30-31 Desember 2013 masih 60 persen.
"Kami memiliki 103 kamar, dimana 87 unit kamar deluxe, 5 kamar executive, 5 kamar junior suite, 5 kamar suite, dan 1 kamar royal suite," jelasnya, Minggu (29/12/2013).
Namira mengakui, secara umum, rata-rata okupansi Dafam Hotel Semarang 70 persen. Namun begitu, di tengah persaingan hotel yang ketat di Kota Semarang, target okupansi di 2013 ini sudah tercapai.
Sama halnya di Best Western Star Hotel Semarang, okupansi saat Natal hanya 70 persen, atau relatif sama dengan rata-rata okupansi harian yang berada di kisaran 65-75 persen.
Assisten Manager Marketing Communication Best Western Star Semarang, Denish Ardhaneswara mengaku, okupansi hotelnya tahun ini tidak signifikan. Hal ini dikarenakan banyaknya bermunculan hotel-hotel baru yang bisa menjadi alternatif pilihan masyarakat.
"Dengan munculnya hotel baru, mempengaruhi okupansi. Apalagi, Semarang hanya sebagai kota MICE saja, belum termasuk bagian salah satu destination pariwisata," katanya.
Menurut Denish, kenaikan okupansi baru terlihat mulai 26-29 Desember 2013, dimana kamar yang tersedia telah penuh. Sedangkan untuk tanggal 30-31 Desember 2013, okupansi masih 65 persen.
"Untuk tanggal 31 Desember 2013, kita masih menerima reservasi, dan baru 65 persen yang kondirmasi," ungkapnya.
Denish menjelaskan, secara keseluruhan target okupansi di tahun 2013 dipatok 75 persen. Namun realisasi okupansi di Best Western Star Hotel Semarang sampai saat ini masih di kisaran 70 persen.
(gpr)