Tarif PLN Batam sudah tidak bersubsidi
A
A
A
Sindonews.com - PT PLN Batam terus melakukan efisiensi, salah satunya melakukan bauran energi (energy mix) dengan mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada berbagai pembangkit listrik yang memasok kebutuhan pada sistem kelistrikan di Batam. Hasilnya, saat ini rata-rata tarif listrik PT PLN Batam sebesar Rp 1.176/kWh.
"Rata-rata biaya listrik di Batam saat ini Rp1.176 per kWh yang masih di bawah rata-rata tarif nasional. Bahkan untuk tarif pelanggan rumah tangga di Batam lebih murah lagi," ujar Direktur Operasi PT PLN Batam, M Tagor Sidjabat dalam rilisnya, Senin (30/12/2013).
Berbeda dengan tarif listrik yang berlaku di daerah lain, di Batam tarif listrik yang diberlakukan ditentukan oleh Keputusan Walikota yang telah disetujui DPRD. Pola pentarifan ini disebut sebagai Tarif Listrik Regional. Untuk di Batam besaran tarif listrik yang berlaku sudah tidak mengandung subsidi.
M Tagor menjelaskan, saat ini sistem Batam mempunyai kapasitas terpasang 392 MW dengan beban puncak 310 MW. Sekitar 70 persen kelistrikan Batam dipasok oleh pembangkit gas dan 30 persen pembangkit batu bara. "Jadi saat ini kami sudah menghentikan semua pembangkit diesel," ujar dia.
Saat ini PT PLN Batam melayani sebanyak 250.219 pelanggan. Terdiri pelanggan rumah tangga sebesar 77 persen, pelanggan bisnis sebesar 12 persen, pelanggan multiguna sebesar 10 persen, pelanggan sosial sebesar 1 persen. Sedang pelanggan industri dan pemerintah dibawah satu persen.
Namun, berdasarkan komposisi penjualan, maka pelanggan bisnis menyumbang 32 persen pendapatan PT PLN Batam. Demikian pula pelanggan industri juga menyumbang 32 persen. Berikutnya pelanggan ruah tangga sebesar 29 persen, pelanggan multiguna sebesar 3 persen, pelanggan sosial sebesar 2 persen dan pelanggan pemerintah juga 2 persen.
"Rata-rata biaya listrik di Batam saat ini Rp1.176 per kWh yang masih di bawah rata-rata tarif nasional. Bahkan untuk tarif pelanggan rumah tangga di Batam lebih murah lagi," ujar Direktur Operasi PT PLN Batam, M Tagor Sidjabat dalam rilisnya, Senin (30/12/2013).
Berbeda dengan tarif listrik yang berlaku di daerah lain, di Batam tarif listrik yang diberlakukan ditentukan oleh Keputusan Walikota yang telah disetujui DPRD. Pola pentarifan ini disebut sebagai Tarif Listrik Regional. Untuk di Batam besaran tarif listrik yang berlaku sudah tidak mengandung subsidi.
M Tagor menjelaskan, saat ini sistem Batam mempunyai kapasitas terpasang 392 MW dengan beban puncak 310 MW. Sekitar 70 persen kelistrikan Batam dipasok oleh pembangkit gas dan 30 persen pembangkit batu bara. "Jadi saat ini kami sudah menghentikan semua pembangkit diesel," ujar dia.
Saat ini PT PLN Batam melayani sebanyak 250.219 pelanggan. Terdiri pelanggan rumah tangga sebesar 77 persen, pelanggan bisnis sebesar 12 persen, pelanggan multiguna sebesar 10 persen, pelanggan sosial sebesar 1 persen. Sedang pelanggan industri dan pemerintah dibawah satu persen.
Namun, berdasarkan komposisi penjualan, maka pelanggan bisnis menyumbang 32 persen pendapatan PT PLN Batam. Demikian pula pelanggan industri juga menyumbang 32 persen. Berikutnya pelanggan ruah tangga sebesar 29 persen, pelanggan multiguna sebesar 3 persen, pelanggan sosial sebesar 2 persen dan pelanggan pemerintah juga 2 persen.
(gpr)