Produksi minyak Rusia 2013 tertinggi pasca Soviet runtuh
A
A
A
Sindonews.com - Rusia melaporkan produksi minyak pada 2013 mencapai angka tertinggi pasca Uni Soviet runtuh. Namun, produksi gas alam dari raksasa Gazprom tergelincir untuk tahun kedua berturut-turut.
Dilansir dari AFP, Kamis (2/1/2014), Kementerian Energi Rusia mengatakan, produksi kondensat minyak dan gas tumbuh sebesar 1,0 persen pada tahun lalu, di rekor baru 523,3 juta ton (10,51 juta barel per hari). Sebelumnya, Rusia mencapai angka tertinggi pasca rezim Soviet pada 2012, dengan output sebesar 10,40 juta barel per hari.
Output harian merosot tajam pada 1994 sebesar 6,0 juta barel, kurang setengahnya saat masih bergabung dengan Uni Soviet sebesar 12,4 juta barel di Rusia dan 14 republik lainnya pada 1988.
Saat ini, bersama Arab Saudi output Rusia sebagai produsen minyak terbesar di dunia. Namun, Rusia tidak memiliki kemampuan cepat seperti Arab Saudi untuk meningkatkan produksi dalam kasus rebound ekonomi global atau gejolak yang lebih serius di Timur Tengah.
Di sisi lain, produksi Gazprom dilaporkan turun sebanyak 476,1 miliar meter kubik, susut dari angka 2012 sebesar 478,8 meter kubik, dan lebih baik dari output 2011 sebesar 513,1 miliar meter kubik.
Penurunan ini mencerminkan kenyataan bahwa hampir semua penjualan Gazprom difokuskan pada negara-negara Eropa, dan pasca Soviet mengalami beberapa tingkat pertumbuhan paling lambat di dunia.
Gazprom juga lambat mengalihkan fokus ke produksi gas alam cair (LNG) yang bisa membantu mencapai pasar negara berkembang di Asia dan Amerika Latin.
Dilansir dari AFP, Kamis (2/1/2014), Kementerian Energi Rusia mengatakan, produksi kondensat minyak dan gas tumbuh sebesar 1,0 persen pada tahun lalu, di rekor baru 523,3 juta ton (10,51 juta barel per hari). Sebelumnya, Rusia mencapai angka tertinggi pasca rezim Soviet pada 2012, dengan output sebesar 10,40 juta barel per hari.
Output harian merosot tajam pada 1994 sebesar 6,0 juta barel, kurang setengahnya saat masih bergabung dengan Uni Soviet sebesar 12,4 juta barel di Rusia dan 14 republik lainnya pada 1988.
Saat ini, bersama Arab Saudi output Rusia sebagai produsen minyak terbesar di dunia. Namun, Rusia tidak memiliki kemampuan cepat seperti Arab Saudi untuk meningkatkan produksi dalam kasus rebound ekonomi global atau gejolak yang lebih serius di Timur Tengah.
Di sisi lain, produksi Gazprom dilaporkan turun sebanyak 476,1 miliar meter kubik, susut dari angka 2012 sebesar 478,8 meter kubik, dan lebih baik dari output 2011 sebesar 513,1 miliar meter kubik.
Penurunan ini mencerminkan kenyataan bahwa hampir semua penjualan Gazprom difokuskan pada negara-negara Eropa, dan pasca Soviet mengalami beberapa tingkat pertumbuhan paling lambat di dunia.
Gazprom juga lambat mengalihkan fokus ke produksi gas alam cair (LNG) yang bisa membantu mencapai pasar negara berkembang di Asia dan Amerika Latin.
(dmd)