Pedagang arang Kulonprogo diuntungkan kelangkaan elpiji
A
A
A
Sindonews.com - Kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram (kg), yang berdampak terhadap kelangkaan elpiji ukuran 3 kg membawa berkah tersendiri bagi pedagang arang kayu.
Sunaryo salah satu pedagang mengaku, omzet penjualan arangnya meningkat hingga dua kali lipat. Dalam hari-hari biasa, Sunaryo hanya bisa menjual 2-3 karung arang kayu yang dikemas dalam plastik ukuran 3 kg. Namuan semenjak elpiji 3 kg langka, dia mampu menghabiskan 5-6 enam karung.
“Lumayan, kenaikan penjualan cukup banyak,” ujar Sunaryo di Wates, Kulonprogo Jumat (03/01).
Meskipun permintaan bertambah, Sunaryo tidak lantas menaikkan harga jual. Satu kantung plastik ini tetap dijual dengan harga Rp2.500. Padahal harga kulakan satu karung besar sudah naik antara Rp3.000-Rp5.000.
Dari penjualan ini, Sunaryo bisa mereguk untung hingga puluhan ribu dalam satu hari. “Kalau sekarang belum akan menaikkan, tidak tahu kalau kulakan akan naik terus,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta mulai langka dan kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg membuat konsumen beralih ke 3 kg.
Sebelum terjadi keangkaan, setiap pekannya para pengecer di derah ini mendapatkan kiriman 20 tabung. Namun sudah sepekan ini tidak ada kiriman. Upaya meminta pasokan ke pangkalan juga tidak ada hasilnya. Sebab banyak pangkalan yang tidak memiliki stok.
Pemilik pangkalan elpiji, Dalduri mengatakan, dalam kondisi normal pihaknya mendapatkan pasokan sekitar 200 tabung per hari. Kelangkaan terjadi mulai perayaan Natal 2013, bertepatan dengan hari libur nasional. Hal ini menjadikan kiriman ditiadakan, sama dengan tahun baru lalu.
Dalduri mengaku siang tadi hanya mendapatkan kiriman 200 tabung. Itupun langsung ludes tidak lebih dari setengah jam. Banyak pedagang eceran yang sudah memesan dan langsung datang mengambil, begitu kiriman datang.
"Dari agen tidak ada droping, kita tidak memiliki stok lagi," kata Dalduri di Kulonprogo, Jumat (3/1/2014).
Dia menengarai kelangkaan ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga jual elpiji 12 kg. Kenaikan ini membuat sejumlah konsumen beralih ke tabung 3 kg.
Sunaryo salah satu pedagang mengaku, omzet penjualan arangnya meningkat hingga dua kali lipat. Dalam hari-hari biasa, Sunaryo hanya bisa menjual 2-3 karung arang kayu yang dikemas dalam plastik ukuran 3 kg. Namuan semenjak elpiji 3 kg langka, dia mampu menghabiskan 5-6 enam karung.
“Lumayan, kenaikan penjualan cukup banyak,” ujar Sunaryo di Wates, Kulonprogo Jumat (03/01).
Meskipun permintaan bertambah, Sunaryo tidak lantas menaikkan harga jual. Satu kantung plastik ini tetap dijual dengan harga Rp2.500. Padahal harga kulakan satu karung besar sudah naik antara Rp3.000-Rp5.000.
Dari penjualan ini, Sunaryo bisa mereguk untung hingga puluhan ribu dalam satu hari. “Kalau sekarang belum akan menaikkan, tidak tahu kalau kulakan akan naik terus,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta mulai langka dan kenaikan harga elpiji ukuran 12 kg membuat konsumen beralih ke 3 kg.
Sebelum terjadi keangkaan, setiap pekannya para pengecer di derah ini mendapatkan kiriman 20 tabung. Namun sudah sepekan ini tidak ada kiriman. Upaya meminta pasokan ke pangkalan juga tidak ada hasilnya. Sebab banyak pangkalan yang tidak memiliki stok.
Pemilik pangkalan elpiji, Dalduri mengatakan, dalam kondisi normal pihaknya mendapatkan pasokan sekitar 200 tabung per hari. Kelangkaan terjadi mulai perayaan Natal 2013, bertepatan dengan hari libur nasional. Hal ini menjadikan kiriman ditiadakan, sama dengan tahun baru lalu.
Dalduri mengaku siang tadi hanya mendapatkan kiriman 200 tabung. Itupun langsung ludes tidak lebih dari setengah jam. Banyak pedagang eceran yang sudah memesan dan langsung datang mengambil, begitu kiriman datang.
"Dari agen tidak ada droping, kita tidak memiliki stok lagi," kata Dalduri di Kulonprogo, Jumat (3/1/2014).
Dia menengarai kelangkaan ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga jual elpiji 12 kg. Kenaikan ini membuat sejumlah konsumen beralih ke tabung 3 kg.
(gpr)