Elpiji langka, kayu bakar jadi andalan

Minggu, 05 Januari 2014 - 20:37 WIB
Elpiji langka, kayu bakar jadi andalan
Elpiji langka, kayu bakar jadi andalan
A A A
Sindonews.com - Kelangkaan elpiji ukuran tiga kilogram (kg) dan 12 kg beberapa hari terakhir ini membuat warga Boyolali putar otak. Para warga mulai beralih menggunakan kayu bakar untuk keperluan memasak setiap harinya.

Keterangan yang didapatkan dari warga di wilayah Karanggede Boyolali menyebutkan, akibat kelangkaan elpiji tersebut warga kembali menggunakan tungku mereka untuk memasak. Padahal tungku tersebut sudah lama tidak digunakan oleh warga setelah diberlakukannya konversi dari minyak tanah menjadi gas elpiji sejak beberapa waktu lalu.

Salah seorang warga, Sukiyem mengatakan, tungku kayu saat ini memang menjadi andalan dirinya dan keluarganya. Pasalnya jika tidak menggunakan kayu bakar, maka dirinya tidak bisa memasak untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi gas elpiji ukuran 3 kg di wilayahnya seolah menghilang sejak beberapa pekan terakhir ini.

Ia menyebutkan, penggunaan kayu bakar tersebut dinilai tidak efisien untuk memasak. Menurutnya memasak menggunakan kayu bakar membutuhkan waktu yang lama dan menimbulkan bau yang kurang sedap.

“Ya terpaksa kita kembali menggunakan kayu bakar. Mau cari gas di mana-mana susah,” ucapnya saat ditemui SINDO, Minggu (5/1/2014).

Ia menambahkan, pihaknya mengaku bakal terus menggunakan tungku kayu bakar tersebut sampai gas elpiji ukuran 3 kg tersebut kembali muncul di pasaran. Ia mengaku tidak akan mencari gas elpiji dengan ukuran tabung lebih besar karena alasan ekonomi. “Kalau cari yang 12 kg malah tidak mungkin lagi, lha harganya saja lebih dari Rp110.000,” sambungnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh warga lainnya, Sriyati. Ia mengaku telah kembali menggunakan kayu bakar sejak sepekan terakhir. Menurutnya selain gas elpiji yang langka, harga gas juga semakin tinggi di tingkat pengecer. Dengan kondisi tersebut pihaknya mengaku lebih memilih menggunakan kayu bakar untuk memasak makanan sehari-hari.

Meskipun sudah beralih menggunakan kayu bakar, pihaknya mengaku masih banyak kendala terjadi. Seperti banyaknya kayu yang masih basah akibat terguyur air hujan akhir-akhir ini. Sehingga dengan kondisi tersebut waktu memasakn akan semakin lama jika dibandingkan menggunakan kayu kering ataupun menggunakan kompor gas elpiji.

Sementara itu salah satu pengecer gas 3 kg, Muntamah, membenarkan adanya kelangkaan gas tersebut. Menurutnya hal itu terjadi akibat pasokan dari tingkat agen dan juga pangkalan yang tersendat. Pasokan yang ia terima setiap hari hanyalah 30 persen dari total pasokan yang ada saat hari-hari sebelumnya.

“Sekarang itu paling hanya 30 persen dari pesanan yang kita order di agen dan juga pangkalan. Jadi maklum kalau gas langka,” ucapnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0240 seconds (0.1#10.140)