ESDM diminta komitmen jaga kuota BBM bersubsidi 2014
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen menjaga kuota impor Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar 48 juta kiloliter pada tahun ini.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan Kementerian ESDM melakukan segala cara agar kuota tersebut tidak jebol, walau ada peningkatan konsumsi BBM sebesar 8 persen yang berasal dari meningkatnya jumlah kendaraan.
"Caranya terserah mereka (ESDM). Mereka yang tanggung jawab, dan harus ada suatu effort supaya kuotanya tidak lewat (jebol)," tegas Bambang di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Di tempat yang sama, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, bahwa pihaknya telah memiliki cara agar kuota BBM bersubsidi tahun ini tidak jebol melewati angka 48 juta kiloliter.
Selain mempercepat pembangunan kilang minyak, pihaknya juga akan mempercepat persiapan energi terbarukan. Termasuk meminta pemberlakuan insentif pajak, seperti Feed-in-Tariff (FIT) kepada Kemenkeu. Di mana PLN dapat membeli listrik dari pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
"Selain itu, kita juga akan mendorong batu bara yang ramah lingkungan (green coal) dimasifkan penggunaannya di masa depan. Jangan terlalu tergantung pada minyak, karena berat," tandas Jero.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengharapkan Kementerian ESDM melakukan segala cara agar kuota tersebut tidak jebol, walau ada peningkatan konsumsi BBM sebesar 8 persen yang berasal dari meningkatnya jumlah kendaraan.
"Caranya terserah mereka (ESDM). Mereka yang tanggung jawab, dan harus ada suatu effort supaya kuotanya tidak lewat (jebol)," tegas Bambang di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Di tempat yang sama, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, bahwa pihaknya telah memiliki cara agar kuota BBM bersubsidi tahun ini tidak jebol melewati angka 48 juta kiloliter.
Selain mempercepat pembangunan kilang minyak, pihaknya juga akan mempercepat persiapan energi terbarukan. Termasuk meminta pemberlakuan insentif pajak, seperti Feed-in-Tariff (FIT) kepada Kemenkeu. Di mana PLN dapat membeli listrik dari pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
"Selain itu, kita juga akan mendorong batu bara yang ramah lingkungan (green coal) dimasifkan penggunaannya di masa depan. Jangan terlalu tergantung pada minyak, karena berat," tandas Jero.
(izz)