Rupiah loyo, RS akan hadapi kenaikan harga obat

Jum'at, 10 Januari 2014 - 19:15 WIB
Rupiah loyo, RS akan hadapi kenaikan harga obat
Rupiah loyo, RS akan hadapi kenaikan harga obat
A A A
Sindonews.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), ternyata juga berdampak pada produksi obat di dalam negeri. Pasien dan dokter harus bersiap-siap menghadapi kenaikan obat tahun ini.

Ancaman kenaikan harga obat tersebut juga menjadi salah satu yang harus dihadapi selain beradaptasi dengan aturan main Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD yang menyebabkan tingginya harga obat. Selama ini obat yang masuk ke Indonesia diimpor dari luar negeri.

"Semua itu masuk dalam biaya operasional. RS tetap berorientasi bisnis. Jika RS merugi lalu rumah sakit dapat melayani pasien tidak?," ujar Wakil Ketua Asosiasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia (ARSSI) Depok, Syahrul Amri, Jumat (10/01/2014).

Direktur RS Puri Cinere, Judiwan Maswar mengatakan, dalam menjalankan BPJS, tentunya dokter layanan primer menjadi yang paling berperan. Karena itu, kata dia, ketersediaan obat di Puskesmas juga harus diperhatikan.

"Puskesmas perhatikan kesiapan obat dulu. Bukan masalah SDM nya, tetapi fasilitas. Ketersediaan obat cukup, mindset masyarakat juga jangan melulu harus ke rumah sakit, obat generik di puskesmas kan, obat paten yang disubsidi pemerintah," jelasnya.

Ketika ketersediaan obat tak lengkap, lanjut Judiwan, maka akan berpengaruh kepada pelayanan pasien. Pihaknya juga bersiap-siap menghadapi kenaikan harga obat 2014 seiring nilai dolar yang terus meningkat.

"Indonesia tak pernah berproduksi bahan baku obat, bergantung semua. Tentu kenaikan dolar pengaruh. Sepertinya ada sinyal 2014 harga obat akan naik. Dan seiring program BPJS ini, RS jadi pelayanan sekunder saja," tegasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7011 seconds (0.1#10.140)