Investor Arab minati bisnis properti di Sulsel
A
A
A
Sindonews.com - Investor asing akan ikut meramaikan booming property di Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal tersebut ditandai dengan penandatangan sikap antara investor Arab Saudi dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo akhir pekan ini.
Owner Al Kalfut For Trading dan General Contracting Est Mohamed Aidh Al Qurasih mengatakan, pengembangan sektor properti di daerah ini memiliki prospek cerah. Pembangunan yang cukup pesat merupakan penanda tingginya minat konsumen di bidang properti.
Karena itu, meski Sulsel menjadi daerah pertama sasaran penanaman investasi di luar Arab Saudi, namun pihaknya optimis akan mampu bersaing dengan investor yang lebih dulu hadir di Sulsel dengan menjadikan daerah sekitar Makassar, Maros, Gowa dan Takalar sebagai target pengembangan.
"Kami akan segera melakukan uji kelayakan dan mempersiapkan secara teknis untuk kerja sama ini, sehingga setelah penandatanganan sikap akan dilanjutkan dengan penandatangan memorandum of understanding (MoU)," ujar dia di Makssar, akhir pekan ini.
Selain properti, Al Kalfut For Trading dan General Contracting Est juga akan membuka pabrik makanan olahan jadi. Untuk tahap pertama, pihaknya berencana menanam investasi sebesar USD50 juta untuk kedua sektor tersebut.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Raymond Affandi mengatakan, pihaknya berencana akan menawarkan pembangunan model perkantoran atau pembangunan resort berbintang. Hal ini untuk menghindari semakin ketatnya persaingan di bidang perumahan.
“Sementara masih menjajaki model properti yang akan dibangun. Tapi jangan model perumahan karena teman-teman REI sudah punya pasar tersendiri. Mereka bisa membangun resort bintang enam karena di Arab mereka memiliki resort bintang tujuh," ujar dia.
Syahrul Yasin Limpo menyambut baik niat kerja sama yang diajukan pengusaha asal negeri penghasil minyak tersebut. Menurut dia, untuk memajukan sebuah daerah, campur tangan swasta termasuk investor asing diperlukan.
"Kita membuka diri terhadap investor yang ingin masuk dan menanamkan modal, sehingga kita harus bisa memberikan jaminan keamanan berinvestasi serta kemudahan dengan fasilitas terhadap usaha yang ingin dibangun,” tutur dia.
Syahrul mengatakan pihaknya akan terus menjajaki dan memantau investor dari Arab tersebut. Jika kerja sama itu terjalin, maka akan menguntungkan kedua belah pihak.
Dia mencontohkan untuk makanan kemasan dan olahan dapat memanfaatakan beras asal Sulsel yang berkualitas tinggi. Makanan ini nantinya dapat dipasarlam minimal untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji Indonesia.
Masuknya investor Arab akan menambah deretan jumlah negara yang menanamkan investasinya di Sulsel yang selama ini didominasi investor Asia dan Eropa. Sulsel optimis pada 2014 ini mampu meraih target investasi sebesar Rp10 triliun.
Owner Al Kalfut For Trading dan General Contracting Est Mohamed Aidh Al Qurasih mengatakan, pengembangan sektor properti di daerah ini memiliki prospek cerah. Pembangunan yang cukup pesat merupakan penanda tingginya minat konsumen di bidang properti.
Karena itu, meski Sulsel menjadi daerah pertama sasaran penanaman investasi di luar Arab Saudi, namun pihaknya optimis akan mampu bersaing dengan investor yang lebih dulu hadir di Sulsel dengan menjadikan daerah sekitar Makassar, Maros, Gowa dan Takalar sebagai target pengembangan.
"Kami akan segera melakukan uji kelayakan dan mempersiapkan secara teknis untuk kerja sama ini, sehingga setelah penandatanganan sikap akan dilanjutkan dengan penandatangan memorandum of understanding (MoU)," ujar dia di Makssar, akhir pekan ini.
Selain properti, Al Kalfut For Trading dan General Contracting Est juga akan membuka pabrik makanan olahan jadi. Untuk tahap pertama, pihaknya berencana menanam investasi sebesar USD50 juta untuk kedua sektor tersebut.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Raymond Affandi mengatakan, pihaknya berencana akan menawarkan pembangunan model perkantoran atau pembangunan resort berbintang. Hal ini untuk menghindari semakin ketatnya persaingan di bidang perumahan.
“Sementara masih menjajaki model properti yang akan dibangun. Tapi jangan model perumahan karena teman-teman REI sudah punya pasar tersendiri. Mereka bisa membangun resort bintang enam karena di Arab mereka memiliki resort bintang tujuh," ujar dia.
Syahrul Yasin Limpo menyambut baik niat kerja sama yang diajukan pengusaha asal negeri penghasil minyak tersebut. Menurut dia, untuk memajukan sebuah daerah, campur tangan swasta termasuk investor asing diperlukan.
"Kita membuka diri terhadap investor yang ingin masuk dan menanamkan modal, sehingga kita harus bisa memberikan jaminan keamanan berinvestasi serta kemudahan dengan fasilitas terhadap usaha yang ingin dibangun,” tutur dia.
Syahrul mengatakan pihaknya akan terus menjajaki dan memantau investor dari Arab tersebut. Jika kerja sama itu terjalin, maka akan menguntungkan kedua belah pihak.
Dia mencontohkan untuk makanan kemasan dan olahan dapat memanfaatakan beras asal Sulsel yang berkualitas tinggi. Makanan ini nantinya dapat dipasarlam minimal untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji Indonesia.
Masuknya investor Arab akan menambah deretan jumlah negara yang menanamkan investasinya di Sulsel yang selama ini didominasi investor Asia dan Eropa. Sulsel optimis pada 2014 ini mampu meraih target investasi sebesar Rp10 triliun.
(rna)