Defisit transaksi berjalan Jepang melebar
A
A
A
Sindonews.com - Jepang kembali mencatat defisit transaksi berjalan (current account) pada November 2013. Hal ini dikarenakan impor mengalami kenaikan. Hal ini menjadi tantangan bagi Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe untuk mendorong ekonomi rebound yang berkelanjutan.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/1/2014), defisit transaksi berjalan pada November 2013 sebesar 592,8 miliar yen atau sekitar USD5,7 miliar, atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya sebesar 368,9 miliar yen dalam survei Bloomberg News dari 24 ekonom.
Kelemahan yen dan permintaan tambahan untuk energi karena kurangnya tenaga nuklir, menaikkan impor Jepang, menyeret pada pemulihan yang juga mencakup kenaikan pajak penjualan pada April.
Hal tersebut menjadi risiko jangka panjang bagi bangsa setiap terjadi pergeseran defisit berkelanjutan yang akan melemahkan kepercayaan investor dalam utang pemerintah Jepang.
"Rekor defisit mencerminkan perubahan dalam ekonomi Jepang saat ini, dengan kurangnya tenaga nuklir dan yen yang lebih lemah," kata Junko Nishioka, kepala ekonom Jepang di Royal Bank of Scotland Group Plc di Tokyo.
Menurutnya, kekurangan dalam keseimbangan dapat memberikan alasan lebih lanjut untuk kejatuhan yen. Saham Jepang jatuh karena pasar di Tokyo dibuka kembali setelah akhir pekan yen menguat terhadap dolar. Yen tergelincir sekitar 0,4 persen menjadi 103,46 per dolar pada 11:26 di Tokyo, turun sekitar 13 persen dalam 12 bulan terakhir.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/1/2014), defisit transaksi berjalan pada November 2013 sebesar 592,8 miliar yen atau sekitar USD5,7 miliar, atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya sebesar 368,9 miliar yen dalam survei Bloomberg News dari 24 ekonom.
Kelemahan yen dan permintaan tambahan untuk energi karena kurangnya tenaga nuklir, menaikkan impor Jepang, menyeret pada pemulihan yang juga mencakup kenaikan pajak penjualan pada April.
Hal tersebut menjadi risiko jangka panjang bagi bangsa setiap terjadi pergeseran defisit berkelanjutan yang akan melemahkan kepercayaan investor dalam utang pemerintah Jepang.
"Rekor defisit mencerminkan perubahan dalam ekonomi Jepang saat ini, dengan kurangnya tenaga nuklir dan yen yang lebih lemah," kata Junko Nishioka, kepala ekonom Jepang di Royal Bank of Scotland Group Plc di Tokyo.
Menurutnya, kekurangan dalam keseimbangan dapat memberikan alasan lebih lanjut untuk kejatuhan yen. Saham Jepang jatuh karena pasar di Tokyo dibuka kembali setelah akhir pekan yen menguat terhadap dolar. Yen tergelincir sekitar 0,4 persen menjadi 103,46 per dolar pada 11:26 di Tokyo, turun sekitar 13 persen dalam 12 bulan terakhir.
(izz)