Dihujani sentimen negatif, rupiah diprediksi keok
A
A
A
Sindonews.com - Menyambut perdagangan terakhir pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus menunjukkan tren pelemahan lantaran derasnya sentimen negatif yang beredar.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, sejumlah sentimen yang mempengaruhi laju rupiah, yakni positifnya rilis data Amerika Serikat (AS) seperti kenaikan NY empire state manufacturing index.
"Ditambah MBA mortgage application serta laporan beige book the Fed menambah sentimen positif bagi USD dan tentu saja membuat rupiah kembali terkapar," kata Reza, Jumat (16/1/2014).
Di sisi lain, Reza menambahkan, laju Yen masih melemah. Begitupun dengan poundsterling dan euro yang sedikit melemah dengan adanya rilis kenaikan inflasi Jerman dan penurunan balance of trade Italia.
"Hal itu membuat laju mata uang USD semakin menguat," ujar Reza.
Sentimen-sentimen tersebut membuat langkah rupiah semakin berat menuju tren penguatannya, di mana lajunya hari ini diperkirakan hanya akan bergerak pada kisaran Rp12.128-12.095 per USD.
"Laju rupiah berada di bawah target support Rp12.095 per USD. Rentang rupiah di kisaran Rp12.128-12.095 per USD mengacu kurs tengah BI," pungkas dia.
Pada perdagangan kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.117 per USD atau terdepresiasi 40 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.047 per USD.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.125 per USD. Posisi ini makin menjauh 40 poin dari penutupan Rabu (15/1/2014) di level Rp12.085 per USD.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, sejumlah sentimen yang mempengaruhi laju rupiah, yakni positifnya rilis data Amerika Serikat (AS) seperti kenaikan NY empire state manufacturing index.
"Ditambah MBA mortgage application serta laporan beige book the Fed menambah sentimen positif bagi USD dan tentu saja membuat rupiah kembali terkapar," kata Reza, Jumat (16/1/2014).
Di sisi lain, Reza menambahkan, laju Yen masih melemah. Begitupun dengan poundsterling dan euro yang sedikit melemah dengan adanya rilis kenaikan inflasi Jerman dan penurunan balance of trade Italia.
"Hal itu membuat laju mata uang USD semakin menguat," ujar Reza.
Sentimen-sentimen tersebut membuat langkah rupiah semakin berat menuju tren penguatannya, di mana lajunya hari ini diperkirakan hanya akan bergerak pada kisaran Rp12.128-12.095 per USD.
"Laju rupiah berada di bawah target support Rp12.095 per USD. Rentang rupiah di kisaran Rp12.128-12.095 per USD mengacu kurs tengah BI," pungkas dia.
Pada perdagangan kemarin, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp12.117 per USD atau terdepresiasi 40 poin dibanding penutupan sebelumnya di level Rp12.047 per USD.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp12.125 per USD. Posisi ini makin menjauh 40 poin dari penutupan Rabu (15/1/2014) di level Rp12.085 per USD.
(rna)