Kadin DKI: Banjir sebabkan kerugian triliunan rupiah

Senin, 20 Januari 2014 - 09:09 WIB
Kadin DKI: Banjir sebabkan kerugian triliunan rupiah
Kadin DKI: Banjir sebabkan kerugian triliunan rupiah
A A A
Sindonews.com - Banjir yang melanda kota Jakarta sejak pekan lalu hingga saat ini belum surut sudah melumpuhkan aktivitas masyarakat dan perekonomian Jakarta. Kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai triliunan rupiah.

Curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan volume air melebihi kapasitas daya tampung 13 sungai yang melintasi kota Jakarta ditambah drainase yang selama ini pemeliharaannya masih belum sempurna menyebabkan banjir kian parah.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menerangkan, banjir menyebabkan sejumlah pusat bisnis di Jakarta hampir berhenti total karena akses jalan yang menggenangi tidak bisa dijangkau pengungjung atau konsumen, seperti Kawasan Mangga Dua, Kepala Gading dan Jatinegara.

Di kawasan Mangga Dua setidaknya terdapat enam pusat perdagangan, yaitu Pasar Pagi, ITC, WTC, Mangga Dua Square, Mall Mangga Dua serta Harco Mangga Dua.

"Dengan perkiraan jumlah pedagang mencapai 20 ribu toko dan omzet rata-rata Rp5 juta per kios, maka taksiran kerugian mencapai Rp50 miliar per hari," papar Sarman, Senin (20/1/2014).

Di kawasan lainnya, seperti Kelapa Gading, kerugian pengusaha diperkirakan mencapai Rp40 miliar setiap hari akibat ratusan toko, perkantoran, mall tutup. Bahkan, beberapa kantor cabang bank mengalihkan pelayanan nasabah ke kantor bank terdekat akibat tidak bisa beroperasi.

Sementara di kawasan Tanah Abang, omzet pedagang diperkirakan turun sampai 60 persen akibat para pembeli tidak dapat menembus akses menuju Tanah Abang. Omzet di Tanah Abang diperkirakan mencapai Rp200 miliar per hari dalam situasi normal.

Sedangkan kawasan Jatinegara Barat hampir semua toko tutup. Aktivitas perdagangan di sana hampir lumpuh.

Kawasan industri Pulogadung sempat terkena banjir di beberapa titik dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter, namun belum sampai mengganggu aktivitas sekitar 300 pabrik yang ada di kawasan tersebut.

Adapun, proses produksi padat karya terutaama garmen dan tekstil di kawasan Berikat Nusantara sampai saat ini masih berjalan normal.

"Diharapkan kedua kawasan industri ini bisa terhindar dari banjir karena akan sangat mengganggu proses produksi dan pengusaha akan mengalami kerugian yang sangat besar seperti yang dialami tahun yang lalu," kata dia.

Di sisi lain, banjir menyebabkan arus lalu lintas menuju pelabuhan Tanjung Priok mengalami kemacetan panjang dengan waktu tempuh begitu lama.

"Hal tersebut mengakibatkan kerugian dari sisi transportasi mencapai Rp9 miliaran, belum termasuk kerugian akibat keterlambatan keluar dan masuknya barang ekspor-impor dari pelabuhan Tanjung Priok," pungkas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5271 seconds (0.1#10.140)