Perbankan diminta salurkan KUR ke petani dan nelayan
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meminta perbankan lebih banyak menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada sektor pertanian, perikanan, dan juga Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Pasalnya, selama ini penyaluran KUR lebih banyak diberikan bagi sektor hilir terutama sektor perdagangan sehingga tidak banyak sektor hulu yang tumbuh dengan pemberian KUR ini.
"Kebanyakan bank besar jarang yang masuk ke barang-barang produksi seperti pertanian, perikanan, dan juga UKM," ketus Bambang di Gedung Bank Niaga, Jakarta, Senin (20/1/2014).
Bambang beralasan, kebanyakan perbankan besar tersebut tidak berani masuk kepada sektor produksi karena merasa risiko yang ada di sektor-sektor tersebut masih cukup besar.
Oleh sebab itu, Bambang menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan telah menjembatani dengan memberikan jaminan kredit kepada bank dan asuransi penjamin kredit tersebut.
"Karena sudah dijamin oleh pemerintah, bank-bank harusnya tidak meminta agunan lagi kepada kreditur kecil karena dapat menyebabkan double cost padahal subsidi yang kita berikan di KUR ini juga terhitung double," tandas Bambang.
Pasalnya, selama ini penyaluran KUR lebih banyak diberikan bagi sektor hilir terutama sektor perdagangan sehingga tidak banyak sektor hulu yang tumbuh dengan pemberian KUR ini.
"Kebanyakan bank besar jarang yang masuk ke barang-barang produksi seperti pertanian, perikanan, dan juga UKM," ketus Bambang di Gedung Bank Niaga, Jakarta, Senin (20/1/2014).
Bambang beralasan, kebanyakan perbankan besar tersebut tidak berani masuk kepada sektor produksi karena merasa risiko yang ada di sektor-sektor tersebut masih cukup besar.
Oleh sebab itu, Bambang menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan telah menjembatani dengan memberikan jaminan kredit kepada bank dan asuransi penjamin kredit tersebut.
"Karena sudah dijamin oleh pemerintah, bank-bank harusnya tidak meminta agunan lagi kepada kreditur kecil karena dapat menyebabkan double cost padahal subsidi yang kita berikan di KUR ini juga terhitung double," tandas Bambang.
(gpr)