Pengiriman bahan baku industri terhambat cuaca ekstrem

Rabu, 22 Januari 2014 - 17:17 WIB
Pengiriman bahan baku...
Pengiriman bahan baku industri terhambat cuaca ekstrem
A A A
Sindonews.com - Cuaca ekstrem dan banjir mengakibatkan jalur pantura Jawa mengalami lumpuh selama beberapa hari terakhir ini membuat pengiriman bahan baku industri dan paket terhambat.

Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah, Tony Winarno mengungkapkan, pengiriman barang baik berupa paket maupun bahan baku industri terutama dari Jakarta dan sekitarnya ataupun sebaliknya terhambat.

"Kondisi seperti ini kita tidak bisa mengandalkan pengiriman jalur darat dan laut. Di darat banjir di laut ombaknya tinggi," katanya, Rabu (22/1/2014).

Dia mengungkapkan, untuk menyiasati kondisi tersebut, para pelaku usaha jasa pengiriman beralih melalui jalur Kereta Api. Namun, melalui Jalur KA harus menunggu giliran karena banyak pengusaha yang sudah antre.

Emmanuel Lundy, koordinator sales marketing JNE cabang Semarang mengatakan, akibat banjir dan lumpuhnya jalur pantura membuat distribusi paket mengalami keterlambatan sampai dua hari.

"Dalam beberapa hari ini kita sering menerima keluhan dari pengirim maupun penerima, menanyakan barangnya belum sampai. Namun setelah kami berikan penjelasan bahwa kondisinya seperti ini (banjir), para pelanggan bisa mengerti," ujarnya.

Sementara, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Kota Semarang, Agung Wahono menuturkan, meskipun pengiriman logistik mengalami keterlambatan. Namun, tidak berimbas secara langsung pada perusahaan.

Pasalnya, para pembeli bisa mengerti dengan kondisi cuaca yang terjadi saat ini, sehingga pembeli tidak mengajukan klaim keterlambatan. "Kalau pengiriman barang jelas terlambat, namun hal itu bisa dikondisikan dengan baik, dan mereka mengerti," kata dia.

Agung mengatakan, untuk industri tekstil rata-rata pengusaha sudah mengantisipasi sejak awal. Sehinga disaat ada bencana seperti ini tidak mengalami kekurangan bahan baku. "Rata-rata pengusaha sudah memiliki stok, karena sejak awal para pengusaha tidak mau ambil risiko," ujarnya.

Waki Ketua Kadin Jateng Bidang Industri, Frans Kongi menjelaskan hampir semua pasokan komoditas bahan baku industri di Jateng terutama untuk bahan baku lokal mengalami ganguan akibat keterlambatan pengiriman. "Kalau untuk bahan baku impor tidak ada masalah karena menggunakan kapal besar," ujarnya.

Selain permasalahan tersebut, banjir juga menganggu kinerja perusahaan. Ada yang pabriknya kebanjiran atau kawasannya banjir. Apalagi pengusaha juga dihadapkan dengan kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan upah, dan naiknya dolar.

Dia melihat dampak paling terasa adalah pada perusahaan yang menggunakan bahan pertanian. Pasalnya jika terlalu lama berada di jalan maka bahan bisa rusak atau busuk.

"Kemungkinan akumulasi kerugian akibat bencana di Jateng bisa tembus Rp5 miliar setiap hari dan kalau bencana ini masih terus berlangsung sampai sepekan ke depan kerugian akan semakin besar," katanya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0566 seconds (0.1#10.140)