BTPN fokus dorong UMKM

Rabu, 22 Januari 2014 - 17:46 WIB
BTPN fokus dorong UMKM
BTPN fokus dorong UMKM
A A A
Sindonews.com - PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN), fokus dan konsisten menggarap pasar masyarakat berpenghasilan rendah serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Head Of Daya Bank BTPN, David Freddynanto menjelaskan, untuk menggarap pasar mikro, BTPN menggembangkan program Daya sebagai program pemberdayaan mass market yang terukur dan berkelanjutan.

"Program Daya ini BTPN tidak hanya menyalurkan kredit kepada pelaku usaha kecil, tetapi juga memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha," ujarnya dalam diskusi Fincial Inclusion tantangan dan pembiayaan mikro 2014 di Hotel Oak Tree Semarang, Rabu (22/1/2014).

Hadir dalam diskusi tersebut Ekonom CIDES yang juga Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia Umar Juoro. David mengungkapkan, yang megikuti program ini di seluruh Indonesia sudah ada 1,4 juta nasabah. "Kalau untuk di Jateng sendiri sudah sampai 22 juta nasabah," katanya.

Menurutnya, melalui program Daya, BTPN tidak hanya membuat nasabahnya memiliki akses finansial, namun juga membuat mereka menjadi "melek" Finansial.

"Hasil dari program daya ini, menunjukan korelasi positif, antara frekuensi mengikuti program pelatihan dengan peningkatan omzet dan penurunan biaya operasiona usaha. Nasabah yang disiplin mempraktekan pelatihan keuangan dalam mengelola usaha, merasakan langsung manfaat pelatihan program Daya," jelasnya.

Untuk mengikuti program Daya, Kata David setiap nasabah baru paling tidak harus sudah memiliki usaha minimal dua tahun.

Umar Juoro menuturkan, jumlah masyarakat Indonesia yang belum tersentuh jasa layanan keuangan seperti transfer, menabung ataupun kredit masih tinggi. Hal ini terlihat pada hasil survei world bank (2010), yang mencatat hanya 47 persen dari total masyarakat penabung dan 17 persen dari total masyarakat peminjam.

Menurutnya, masih rendahnya masyarakat "berbank" mengakibatkan rasio deposit terhadap Gross Domestic Product (GDP) rendah. "Global Financial Inclusion Index 2011 mengungkapkan bahwa hanya 19,6 persen jumlah orang dewasa yang memiliki account di bank," katanya.

Ekonom CIDES ini mengungkapkan, terkait dengan penyaluran kredit ke UMKM, data Bank Indonesia per Desember 2012 menunjukan pembiayaan bank ke sektor UMKM sebesar Rp526,4 triliun atau sekitar 19 persen dari total penyaluran kredit bank senilai Rp2.707,86 triliun. "Ini artinya pembiayaan ke pelaku usaha UMKM khususnya mikro masih rendah," katanya.

Umar mengatakan, rendahnya penetrasi finansial ini didorong oleh beberapa hal, seperti kurangnya kemampuan pelaku usaha mikro dalam melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan. Sebaliknya, sektor mikro terlalu berisiko dan berbiaya tinggi.

"Sebab itu dibutuhkan inovasi agar keuangan inklusif, bisa berjalan. Salah satunya adalah mendorong UMKM. Namun pinjaman modal saja tidak cukup, harus ada pendampingan dan peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6533 seconds (0.1#10.140)