Pengusaha hotel dan tambang keluhkan kenaikan TDL
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel) Anggiat Sinaga mengatakan, dengan adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan pencabutan subsidi bagi usaha menengah-atas akan memberi pengaruh pada profitabilitas usaha perhotelan dan restoran di Sulsel.
"15 persen biaya operasional diserap untuk membiayai TDL. Dengan adanya pencabutan tersebut akan memberikan efek siginifikan terhadap biaya operasional," ujarnya, Rabu (22/1/2014).
Anggiat menakutkan dengan dicabutnya subsidi oleh pemerintah akan mengganggu sustainibilitas bisnis perhotelan atau restoran ke depannya. Persoalan tidak sesederhana dengan pengusaha tinggal menaikkan harga. Sebab ada daya beli konsumen yang menjadi pertimbangan.
Dia berharap pencabutan subsidi TDL dilakukan secara bertahap, agar industri perhotelan dan restoran bisa menyesuaikan perubahan tersebut. "Dengan demikian usaha bisa terus berjalan," katanya.
Hal senada juga disampaikan pengusaha tambang, Ryan Latief. Menurut dia, dengan akan dicabutnya TDL akan mempengaruhi biaya produksi dan membuat beban perusahan semakin bertambah.
"Pemerintah harus memberikan solusi terbaik, sebab ini pengaruh juga langsung ke masyarakat dengan pengurangan," keluhnya.
Ryan menyarankan kepada pemerintah bisa melakukan subisidi silang seperti mengurangi biaya pajak produksi dan biaya impor bahan baku dan alat penunjang industri atau pabrik.
"Setiap kebijakan pemerintah perlu juga dibarengi dengan solusi buat kalangan pengusaha seperti suku bunga untuk kalangan industri yang persentase bunganya bisa diturunkan," sebutnya.
"15 persen biaya operasional diserap untuk membiayai TDL. Dengan adanya pencabutan tersebut akan memberikan efek siginifikan terhadap biaya operasional," ujarnya, Rabu (22/1/2014).
Anggiat menakutkan dengan dicabutnya subsidi oleh pemerintah akan mengganggu sustainibilitas bisnis perhotelan atau restoran ke depannya. Persoalan tidak sesederhana dengan pengusaha tinggal menaikkan harga. Sebab ada daya beli konsumen yang menjadi pertimbangan.
Dia berharap pencabutan subsidi TDL dilakukan secara bertahap, agar industri perhotelan dan restoran bisa menyesuaikan perubahan tersebut. "Dengan demikian usaha bisa terus berjalan," katanya.
Hal senada juga disampaikan pengusaha tambang, Ryan Latief. Menurut dia, dengan akan dicabutnya TDL akan mempengaruhi biaya produksi dan membuat beban perusahan semakin bertambah.
"Pemerintah harus memberikan solusi terbaik, sebab ini pengaruh juga langsung ke masyarakat dengan pengurangan," keluhnya.
Ryan menyarankan kepada pemerintah bisa melakukan subisidi silang seperti mengurangi biaya pajak produksi dan biaya impor bahan baku dan alat penunjang industri atau pabrik.
"Setiap kebijakan pemerintah perlu juga dibarengi dengan solusi buat kalangan pengusaha seperti suku bunga untuk kalangan industri yang persentase bunganya bisa diturunkan," sebutnya.
(gpr)