Bahas dunia maya, COO Facebook temui Gita di Davos
A
A
A
Sindonews.com - Kehadiran Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan di Davos memberi kesempatan bagi pemuka bisnis dunia untuk menemuinya. Termasuk Chief of Operating Officer (COO) Facebook Sheryl Sandberg.
Sheryl meminta pandangan Gita mengenai proses politik dan sosial di Indonesia yang relevan dengan masa depan dunia maya di negara berpenduduk terbesar ke-4 tersebut. Sheryl memandang Indonesia sebagai negara menyenangkan bagi Facebook.
Dia juga ingin mendalami peraturan nasional menyangkut definisi layanan publik dan delocalisation dalam kerangka pengelolaan dunia maya di Indonesia.
Dalam pertemuan di sela-sela gelaran World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss ini, tangan kanan Mark Zuckerberg mengupas penyelenggaraan sistem elektronik untuk layanan publik, seperti Facebook, Google, dan Yahoo,
menempatkan pusat data di Indonesia.
COO Facebook tersebut menilai aturan yang diberlakukan Indonesia perlu ditata secara kondusif, guna mendorong peran positif kemajuan dunia maya bagi kepentingan masyarakat dan memperkokoh pertumbuhan internet di dalam negeri.
Sheryl mencatat hingga saat ini walaupun bandwith terbatas, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 65 juta orang dan terus bertambah setiap tahun. Indonesia juga merupakan negara pengguna Facebook terbesar ke-4 di dunia.
Menenggapi hal itu, Gita menjelaskan bahwa kebijakan penempatan pusat data di Indonesia dikelola Kementerian Komunikasi dan Informasi. Sedangkan wilayah tugas Kemendag yakni pengelolaan e-trading dan isu-isu lain di dalam cakupan perdagangan jasa yang akan segera diatur dalam RUU Perdagangan.
Aturan tentang hal ini lebih merupakan wewenang Kemkominfo. "Meski demikian, pada dasarnya saya memahami pandangan yang diutarakan Facebook mengenai perlunya membangun perangkat kebijakan yang kondusif bagi pengelolaan dunia maya," kata Gita dalam rilisnya, Senin (27/1/2014).
Mendag mengakui, terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh dari internet, serta Facebook pada khususnya. Salah satunya di sektor pendidikan untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Contoh nyata yang tegas adalah adanya peningkatan produktivitas pada level 'grassroot' seperti petani, usaha kecil dan menengah merupakan beberapa manfaat dari penggunaan internet maupun Facebook tersebut," tuturnya.
Sheryl meminta pandangan Gita mengenai proses politik dan sosial di Indonesia yang relevan dengan masa depan dunia maya di negara berpenduduk terbesar ke-4 tersebut. Sheryl memandang Indonesia sebagai negara menyenangkan bagi Facebook.
Dia juga ingin mendalami peraturan nasional menyangkut definisi layanan publik dan delocalisation dalam kerangka pengelolaan dunia maya di Indonesia.
Dalam pertemuan di sela-sela gelaran World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss ini, tangan kanan Mark Zuckerberg mengupas penyelenggaraan sistem elektronik untuk layanan publik, seperti Facebook, Google, dan Yahoo,
menempatkan pusat data di Indonesia.
COO Facebook tersebut menilai aturan yang diberlakukan Indonesia perlu ditata secara kondusif, guna mendorong peran positif kemajuan dunia maya bagi kepentingan masyarakat dan memperkokoh pertumbuhan internet di dalam negeri.
Sheryl mencatat hingga saat ini walaupun bandwith terbatas, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 65 juta orang dan terus bertambah setiap tahun. Indonesia juga merupakan negara pengguna Facebook terbesar ke-4 di dunia.
Menenggapi hal itu, Gita menjelaskan bahwa kebijakan penempatan pusat data di Indonesia dikelola Kementerian Komunikasi dan Informasi. Sedangkan wilayah tugas Kemendag yakni pengelolaan e-trading dan isu-isu lain di dalam cakupan perdagangan jasa yang akan segera diatur dalam RUU Perdagangan.
Aturan tentang hal ini lebih merupakan wewenang Kemkominfo. "Meski demikian, pada dasarnya saya memahami pandangan yang diutarakan Facebook mengenai perlunya membangun perangkat kebijakan yang kondusif bagi pengelolaan dunia maya," kata Gita dalam rilisnya, Senin (27/1/2014).
Mendag mengakui, terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh dari internet, serta Facebook pada khususnya. Salah satunya di sektor pendidikan untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Contoh nyata yang tegas adalah adanya peningkatan produktivitas pada level 'grassroot' seperti petani, usaha kecil dan menengah merupakan beberapa manfaat dari penggunaan internet maupun Facebook tersebut," tuturnya.
(izz)