Harga emas global di angka tertinggi dalam 10 pekan
A
A
A
Sindonews.com - Harga emas di perdagangan berjangka dunia mencapai angka tertinggi dalam sepuluh pekan, di tengah pelemahan saham global. Namun, keuntungan terbatas karena para pedagang mengambil jelang pertemuan kunci Federal Reserve AS (Fed) pekan ini.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China dan bayangan sektor perbankan, ditambah dengan perkiraan Federal Reserve AS yang akan kembali ke skala pembelian obligasi lebih lanjut, menumpuk tekanan di pasar negara berkembang yang bergantung pada pendanaan eksternal.
Spot emas berada di angka USD1.270,50 per ounce pada pukul 10.20 GMT, naik 0,1 persen, setelah mencapai angka tertinggi sejak pertengahan November semalam di angka USD1.278,01 per ounce. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari naik USD6 menjadi USD1.270,30 per ounce.
Penurunan 2,3 persen saham dunia pekan lalu membantu mendorong emas lebih tinggi selama seminggu berturut-turut, lari ke keuntungan terpanjang mingguan sejak pertengahan 2012. Namun, pasar berjuang untuk membuat keuntungan lebih lanjut pada awal minggu menjelang dua hari pertemuan kebijakan Fed yang dimulai Selasa (28/1/2014).
"Konsensus akan ada putaran tapering lebih lanjut sebesar USD10 miliar per bulan. Jika ada sesuatu yang kurang dari itu, emas bisa bergerak lebih tinggi sebagai spekulan bergerak masuk," kata analis Mitsubishi, Jonathan Butler, seperti dilansir dari Economic Times, Senin (27/1/2014).
The Fed telah memutuskan akan memangkas program pembelian obligasi USD85 miliar per bulan minimal sebesar USD10 miliar per bulan.
Ekspektasi bahwa Fed bisa menarik stimulus moneter minggu ini mengangkat USD. Sementara mata uang safe-haven, seperti yen dan Swiss franc yang banyak diminati sebagai emerging market berlanjut sell-off.
Menurut Butler, dalam jangka panjang setiap pemulihan ekuitas akan cenderung mengekang keuntungan terhadap logam mulia. "Kemunduran di pasar ekuitas dan mentalitas risk-off secara keseluruhan tidak akan bertahan dalam jangka menengah," katanya.
"Setelah kita melihat data AS lebih positif, dan laba positif yang akan kembali membebani emas," tambah Butler.
Logam mulia lainnya, perak naik 0,5 persen menjadi USD19,95 per ounce, sedangkan platinum turun 0,5 persen di USD1.416,25 per ounce dan spot palladium susut 0,6 persen menjadi 727,22 per ounce.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi China dan bayangan sektor perbankan, ditambah dengan perkiraan Federal Reserve AS yang akan kembali ke skala pembelian obligasi lebih lanjut, menumpuk tekanan di pasar negara berkembang yang bergantung pada pendanaan eksternal.
Spot emas berada di angka USD1.270,50 per ounce pada pukul 10.20 GMT, naik 0,1 persen, setelah mencapai angka tertinggi sejak pertengahan November semalam di angka USD1.278,01 per ounce. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari naik USD6 menjadi USD1.270,30 per ounce.
Penurunan 2,3 persen saham dunia pekan lalu membantu mendorong emas lebih tinggi selama seminggu berturut-turut, lari ke keuntungan terpanjang mingguan sejak pertengahan 2012. Namun, pasar berjuang untuk membuat keuntungan lebih lanjut pada awal minggu menjelang dua hari pertemuan kebijakan Fed yang dimulai Selasa (28/1/2014).
"Konsensus akan ada putaran tapering lebih lanjut sebesar USD10 miliar per bulan. Jika ada sesuatu yang kurang dari itu, emas bisa bergerak lebih tinggi sebagai spekulan bergerak masuk," kata analis Mitsubishi, Jonathan Butler, seperti dilansir dari Economic Times, Senin (27/1/2014).
The Fed telah memutuskan akan memangkas program pembelian obligasi USD85 miliar per bulan minimal sebesar USD10 miliar per bulan.
Ekspektasi bahwa Fed bisa menarik stimulus moneter minggu ini mengangkat USD. Sementara mata uang safe-haven, seperti yen dan Swiss franc yang banyak diminati sebagai emerging market berlanjut sell-off.
Menurut Butler, dalam jangka panjang setiap pemulihan ekuitas akan cenderung mengekang keuntungan terhadap logam mulia. "Kemunduran di pasar ekuitas dan mentalitas risk-off secara keseluruhan tidak akan bertahan dalam jangka menengah," katanya.
"Setelah kita melihat data AS lebih positif, dan laba positif yang akan kembali membebani emas," tambah Butler.
Logam mulia lainnya, perak naik 0,5 persen menjadi USD19,95 per ounce, sedangkan platinum turun 0,5 persen di USD1.416,25 per ounce dan spot palladium susut 0,6 persen menjadi 727,22 per ounce.
(dmd)