IHSG beri sinyal melanjutkan pelemahan
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan akan masih dalam tren penurunan terbatas. IHSG diprediksi akan bergerak pada support 4.370-4.379 dan resistance 4.421-4.432.
"IHSG mampu bertahan di atas kisaran target support 4.340-4.372, namun memberikan sinyal dan potensi pelemahan lanjutan," terang Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (4/2/2014).
Padahal, Reza mengatakan, saat ini IHSG tengah memberikan level entry yang menarik, namun tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan.
Menilik laju IHSG secara historikal, aura profit taking yang telah terasa sejak pekan sebelumnya tampaknya masih berlanjut di awal pekan ini. Pelaku pasar langsung mengambil posisi jualan setelah melihat penutupan laju bursa saham Amerika Serikat dan Eropa yang kembali melemah.
Di saat laju bursa saham Asia, termasuk IHSG sedang libur dalam suka cita merayakan Imlek 2565 ternyata banyak sentimen negatif yang beredar di AS dan Eropa terkait masih adanya imbas hasil pertemuan The Fed, melambatnya indeks manufaktur China dan masih adanya beberapa rilis kinerja emiten global yang di bawah estimasi.
Masih turunnya nilai tukar rupiah dan merahnya laju bursa saham Asia dan pembukaan bursa saham Eropa membuat laju IHSG berbalik melemah. Bahkan adanya rilis inflasi dan surplusnya neraca perdagangan juga masih membuat IHSG mendekam di zona merah.
Sepanjang perdagangan Senin kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.410,78 di awal sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.377,54 di pertengahan sesi 1 dan berakhir di level 4.386,26.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Dari luar negeri, di awal pekan, laju bursa saham Asia masih melanjutkan pelemahannya, terutama oleh bursa saham Asia yang buka, antara lain Nikkei, KOSPI, STI, Indonesia, dan lainnya. Sementara HSI dan Shanghai masih libur Imlek. Rilis turunnya nonmanufacturing PMI China dan building permits Australia direspon negatif.
Di sisi lain, adanya rilis di akhir pekan sebelumnya, yaitu NBS manufacturing PMI China yang juga tercatat lebih rendah dan turunnya neraca perdagangan Korea Selatan menambah sentimen negatif.
Imbas data-data Asia tersebut di atas yang dinilai kurang baik turut membuat laju bursa saham Eropa masih melanjutkan pelemahannya. Rilis kinerja beberapa emiten, antara lain Lloyds Banking Group Plc., Julius Baer Group Ltd., Colryt SA, dan Dufry AG. yang di bawah estimasi serta di barengi rilis pelemahan indeks manufaktur Inggris dan Itali menambah sentimen negatif.
"IHSG mampu bertahan di atas kisaran target support 4.340-4.372, namun memberikan sinyal dan potensi pelemahan lanjutan," terang Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (4/2/2014).
Padahal, Reza mengatakan, saat ini IHSG tengah memberikan level entry yang menarik, namun tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan.
Menilik laju IHSG secara historikal, aura profit taking yang telah terasa sejak pekan sebelumnya tampaknya masih berlanjut di awal pekan ini. Pelaku pasar langsung mengambil posisi jualan setelah melihat penutupan laju bursa saham Amerika Serikat dan Eropa yang kembali melemah.
Di saat laju bursa saham Asia, termasuk IHSG sedang libur dalam suka cita merayakan Imlek 2565 ternyata banyak sentimen negatif yang beredar di AS dan Eropa terkait masih adanya imbas hasil pertemuan The Fed, melambatnya indeks manufaktur China dan masih adanya beberapa rilis kinerja emiten global yang di bawah estimasi.
Masih turunnya nilai tukar rupiah dan merahnya laju bursa saham Asia dan pembukaan bursa saham Eropa membuat laju IHSG berbalik melemah. Bahkan adanya rilis inflasi dan surplusnya neraca perdagangan juga masih membuat IHSG mendekam di zona merah.
Sepanjang perdagangan Senin kemarin, IHSG menyentuh level tertinggi 4.410,78 di awal sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.377,54 di pertengahan sesi 1 dan berakhir di level 4.386,26.
Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Dari luar negeri, di awal pekan, laju bursa saham Asia masih melanjutkan pelemahannya, terutama oleh bursa saham Asia yang buka, antara lain Nikkei, KOSPI, STI, Indonesia, dan lainnya. Sementara HSI dan Shanghai masih libur Imlek. Rilis turunnya nonmanufacturing PMI China dan building permits Australia direspon negatif.
Di sisi lain, adanya rilis di akhir pekan sebelumnya, yaitu NBS manufacturing PMI China yang juga tercatat lebih rendah dan turunnya neraca perdagangan Korea Selatan menambah sentimen negatif.
Imbas data-data Asia tersebut di atas yang dinilai kurang baik turut membuat laju bursa saham Eropa masih melanjutkan pelemahannya. Rilis kinerja beberapa emiten, antara lain Lloyds Banking Group Plc., Julius Baer Group Ltd., Colryt SA, dan Dufry AG. yang di bawah estimasi serta di barengi rilis pelemahan indeks manufaktur Inggris dan Itali menambah sentimen negatif.
(rna)