Sulsel genjot industri rumput laut
A
A
A
Sindonews.com - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Syahrul Yasin Limpo segera melakukan pengecekan terkait ketersediaan rumput laut di Sulsel saat ini.
Menurutnya, jika ini menyangkut hal baik peningkatan produksi kemudian dapat meningkatkan nilai tambah ekspor tidak menjadi masalah.
"Saya akan melakukan pengchekan dulu, karena ini belum didapatkan informasi kepastiannya . Tapi kalau untuk kebaikan kenapa tidak di support," Katanya kepada wartawan, Selasa (4/2/2014).
Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang mengungkapkan dirinya telah meminta kepada jajaran instansi yang memang terkait dengan hal ini untuk melapor kepada Kementerian Perikanan dan Kelautan soal pengadaan bibit rumput laut.
"Saya harapkan modelnya hampir sama dengan pertanian yang pupuknya ada tersedia untuk petani, dan kualitasnya cuma yang harus diperhatikan. Jangan diberikan pada petani yang baru, karena bisa dari awal," ujarnya.
Hal tersebut dikarenakan adanya keinginan dari Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) gar Pemprov Sulsel memperhatikan ketersediaan bibit pengembang rumput laut. Syahrul pun menyambut baik dan akan mengoordinasikan hal tersebut bersama jajaran terkaitnya.
Sebelumnya, Ketua ARLI, Safari Azis menjelaskan dalam mengembangkan sistem tumbuh rumput laut, model ketersediaan bibit seperti pertanian dengan penyediaan bibit. Pihaknya berharap pola pengembangan bibit bisa seperti pertanian, dimana saat dilakukan pertanaman bibitnya juga sudah siap, seperti bank bibit.
Safari juga mengatakan, untuk menghasilkan rumput laut yang bagus juga tergantung dengan bibit. Apalagi masing-masing wilayah berbeda kebutuhan bibitnya. Seperti Takalar membutuhkan 50 ton. Dia mengungkapkan terkait kelangkaan bibit biasanya terjadi dibeberapa daerah sentra produksi rumput laut.
"Makanya kami meminta ini kepada pemerintah agar ketersediaan bibit betul-betul menjadi prioritas utama, apalagi Sulsel merupakan daerah produksi rumput laut yang cukup besar penghasilannya," kata dia.
Menurutnya, jika ini menyangkut hal baik peningkatan produksi kemudian dapat meningkatkan nilai tambah ekspor tidak menjadi masalah.
"Saya akan melakukan pengchekan dulu, karena ini belum didapatkan informasi kepastiannya . Tapi kalau untuk kebaikan kenapa tidak di support," Katanya kepada wartawan, Selasa (4/2/2014).
Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang mengungkapkan dirinya telah meminta kepada jajaran instansi yang memang terkait dengan hal ini untuk melapor kepada Kementerian Perikanan dan Kelautan soal pengadaan bibit rumput laut.
"Saya harapkan modelnya hampir sama dengan pertanian yang pupuknya ada tersedia untuk petani, dan kualitasnya cuma yang harus diperhatikan. Jangan diberikan pada petani yang baru, karena bisa dari awal," ujarnya.
Hal tersebut dikarenakan adanya keinginan dari Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) gar Pemprov Sulsel memperhatikan ketersediaan bibit pengembang rumput laut. Syahrul pun menyambut baik dan akan mengoordinasikan hal tersebut bersama jajaran terkaitnya.
Sebelumnya, Ketua ARLI, Safari Azis menjelaskan dalam mengembangkan sistem tumbuh rumput laut, model ketersediaan bibit seperti pertanian dengan penyediaan bibit. Pihaknya berharap pola pengembangan bibit bisa seperti pertanian, dimana saat dilakukan pertanaman bibitnya juga sudah siap, seperti bank bibit.
Safari juga mengatakan, untuk menghasilkan rumput laut yang bagus juga tergantung dengan bibit. Apalagi masing-masing wilayah berbeda kebutuhan bibitnya. Seperti Takalar membutuhkan 50 ton. Dia mengungkapkan terkait kelangkaan bibit biasanya terjadi dibeberapa daerah sentra produksi rumput laut.
"Makanya kami meminta ini kepada pemerintah agar ketersediaan bibit betul-betul menjadi prioritas utama, apalagi Sulsel merupakan daerah produksi rumput laut yang cukup besar penghasilannya," kata dia.
(izz)