Target produksi migas Total E&P 2014 turun

Kamis, 06 Februari 2014 - 17:17 WIB
Target produksi migas...
Target produksi migas Total E&P 2014 turun
A A A
Sindonews.com - Total E&P Indonesie, kontraktor kontrak kerjasama asal Perancis, memperkirakan produksi gas tahun ini lebih rendah 6,02 persen atau sekitar 1.660 juta mmscfd dari realisasi produksi gas 2013 mencapai 1.760 juta mmscfd.

Penurunan ini dikarenaka kondisi sumur dan memiliki laju penurunan (decline rate) hingga 15 persen. Head of Media Relation Departement Total E&P Indonesie, Kristatnto Hartadi menargetkan, tahun ini produksi gas mencapai 1.660 mmscfd.

Sementara, untuk minyak dan kondensat mencapai 63.000 barel per hari (bph). "Produksi minyak dan kondensat tahun ini juga lebih rendah dari tahun lalu sekitar 6,34 persen dibandingkan produksi tahun lalu mencapai 67.000 bph," kata dia di Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Dalam rangka menggenjot laju produksi, Total E&P menyatakan siap untuk menerapkan pola pengembangan well service maupun well intervention. Sehingga, perusahaan terus berupaya menahan laju penurunan produksi dengan mengembangkan lapangan Sisi-Nubi fase 2 dan Peciko 7B dengan investasi mencapai USD2 miliar target produksi semester II/2014.

Selain itu, proyek terakhir Total E&P yakni Mahakam fase 3 (SMK3) yang dimulai sejak April 2013 rampung dan mulai berproduksi semester II/2014. Adapun targetnya akan memproduksi gas sebesar 80 mmscfd.

Sementara, untuk proyek-proyek baru migas, perusahaan sendiri belum berani melanjutkan sebelum ada keputusan kepastian Blok Mahakam yang akan habis kontraknya pada 2017.

VP HR Communicaion & General Service Total E&P Indonesie, Arividya Noviyanto menuturkan, penundaan pengembangan disebabkan karena produksi gas dari sejumlah proyek baru akan dimulai 2017.

Dia mengatakan, jika pemerintah kemudian menghentikan kontrak Total E&P pada 2017 tentu perusahaan akan dirugikan. Lantaran perusahaan migas asal Peranscis tersebut telah mengeluarkan kocek untuk berinvestasi.

Adapun proyek baru yang ditunda antara lain, pengembangan Lapangan Bekapai, Tunu, Peciko dan Sisi Nubi. Terdapat beberapa lapangan yang memang dilakukan penundaan karena tidak ekonomis hingga adanya kepastian kontrak.

"Kalau untuk produksi 2014-2015 masih oke-lah, tapi kalau untuk 2016 ini kita masih tanda tanya. Tapi kalau sekarang diputuskan kelangsungan proyeknya ya lebih oke," katanya.

Adapun untuk pengembangan proyek 2015 antara lain, Sisi Nubi 2B, Peciko 7B, South Mahakam Fase3 dan Peciko 7C (perluasan platform/platform extension). Sejumlah proyek ini diperkirakan akan berproduksi mulai 2014-2015.

Menanggapi hal itu, Presiden Indonesian Petroleum Assosiation (IPA) Lukman Mahfudz meminta pemerintah memberikan kejelasan, konsistensi dan kepastian penentuan perpanjangan kontrak KKKS.

Dia mengatakan, produksi migas terus menurun banyak kontrak-kontrak kerja sama migas yang akan segera berakhir sehingga harus segera diputuskan agar tidak menggangu keberlangsungan laju produksi.

"Jika kepastian tidak ada maka kemudian tidak ada investasi sehingga menggangu produksi," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0665 seconds (0.1#10.140)