Pertumbuhan ekonomi DIY 2013 capai 5,40%
A
A
A
Sindonews.com - Sepanjang 2013, pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 5,40 persen, tumbuh lebih bagus dibanding 2012 lalu yang hanya 5,32 persen. Pertumbuhan ekonomi DIY 2013 yang lebih positif ini karena ditopang dari sektor perdagangan, perhotelan dan restoran.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Bambang Kristianto mengatakan, laju perekonomian DIY mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun meski dalam setahun terakhir perekonomian nasional mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi DIY sepanjang 2013 yang mampu mencapai 5,40 persen lebih banyak ditopang dari sektor industri pengolahan.
"Industri pengolahan seperti golongan industri makanan, minuman, tekstil, produk tekstil, alas kaki dan kulit, funiture memberikan konstribusi 7,81 persen. Golongan tersebut mampu melayani permintaan domestik pariwisata dan ekspor," jelas Bambang, Jumat (7/2/2014).
Menurut Bambang, kontribusi berikutnya memberikan andil dalam pertumbuhan ekonomi DIY berasal dari sektor listrik, gas dan air bersih yang mencapai 6,65 persen, dan sektor pengangkutan serta komunikasi 6,30 persen.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa juga tumbuh positif, masing-masing 6,20 persen dan 5,57 persen. "Hanya saja untuk sektor pertanian mengalami pertumbuhan terendah, yakni hanya tumbuh 0,68 persen," ungkapnya.
Bambang mengatakan, secara umum besarnya andil masing-masing sektor dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi DIY didominasi sektor-sektor yang memiliki nominal besar meski pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberi andil 1,31 persen, sektor industri pengolahan dan jasa 0,98 persen meski dari sisi pertumbuhan sektor ini tergolong yang tertinggi. "Untuk sektor pertambangan dan penggalian memberi andil 0,03 persen," ujarnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Bambang Kristianto mengatakan, laju perekonomian DIY mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun meski dalam setahun terakhir perekonomian nasional mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi DIY sepanjang 2013 yang mampu mencapai 5,40 persen lebih banyak ditopang dari sektor industri pengolahan.
"Industri pengolahan seperti golongan industri makanan, minuman, tekstil, produk tekstil, alas kaki dan kulit, funiture memberikan konstribusi 7,81 persen. Golongan tersebut mampu melayani permintaan domestik pariwisata dan ekspor," jelas Bambang, Jumat (7/2/2014).
Menurut Bambang, kontribusi berikutnya memberikan andil dalam pertumbuhan ekonomi DIY berasal dari sektor listrik, gas dan air bersih yang mencapai 6,65 persen, dan sektor pengangkutan serta komunikasi 6,30 persen.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa juga tumbuh positif, masing-masing 6,20 persen dan 5,57 persen. "Hanya saja untuk sektor pertanian mengalami pertumbuhan terendah, yakni hanya tumbuh 0,68 persen," ungkapnya.
Bambang mengatakan, secara umum besarnya andil masing-masing sektor dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi DIY didominasi sektor-sektor yang memiliki nominal besar meski pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberi andil 1,31 persen, sektor industri pengolahan dan jasa 0,98 persen meski dari sisi pertumbuhan sektor ini tergolong yang tertinggi. "Untuk sektor pertambangan dan penggalian memberi andil 0,03 persen," ujarnya.
(gpr)