Laba bersih OCBC NISP 2013 tembus Rp1,14 T

Senin, 10 Februari 2014 - 19:21 WIB
Laba bersih OCBC NISP...
Laba bersih OCBC NISP 2013 tembus Rp1,14 T
A A A
Sindonews.com - PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp1,14 triliun selama 2013. Nilai tersebut tumbuh 25 persen dibandingkan Rp915 miliar pada akhir 2012.

Direktur Utama NISP, Parwati Surjaudaja mengatakan, perseroan mampu menjaga kinerja keuangan tumbuh positif selama 2013. Perolehan laba ini didukung pendapatan bunga bersih yang naik 22 persen dari Rp2,56 triliun menjadi Rp3,14 triliun.

Sementara, pendapatan operasional lainnya tumbuh 5 persen dari Rp836 miliar menjadi Rp879 miliar. Pertumbuhan bunga bersih disebutnya berkat kenaikan kredit sebesar 21 persen dari Rp52,89 triliun menjadi Rp63,97 triliun.

"Pertumbuhan laba kami tahun lalu didukung pertumbuhan kredit yang cukup signifikan. Tahun ini kredit kami targetkan bisa terus tumbuh mencapai 20 persen," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (10/2/2014).

Dia mengatakan, ekspansi kredit tahun ini akan didukung pendanaan eksternal mencapai Rp3 triliun. Sumber pendanaan kemungkinan akan dilakukan dengan obligasi berkelanjutan yang menyesuaikan dengan kondisi pasar.

Untuk penyaluran kredit direncanakan masih akan mengandalkan consumer goods dan sektor yang tidak terpengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah atau harga komoditas.

"Kami ada rencana mencari pendanaan baik dari dana pihak ketiga ataupun eksternal seperti obligasi. Detilnya nanti tergantung kondisi pasar. Kami juga akan menjaga sektor andalan tahun lalu seperti consumer goods dan transportasi," ujarnya.

Penyaluran kredit tahun lalu didominasi untuk modal kerja sebesar 41 persen, porsi investasi sebesar 39 persen, dan 20 persen di konsumer. Sedangkan secara sektoral dikuasai 25 persen masing masing di perindustrian dan perdagangan, jasa sebesar 22 persen, pertanian dan pertambangan 6 persen, dan konstruksi 2 persen.

Pihaknya juga berharap dana pihak ketiga (DPK) tumbuh melampaui 20 persen. Perseroan ingin meningkatkan kontribusi dana murah dengan strategi tabungan yang mempunyai berbasis dana murah dengan nilai tambah sehingga berkelanjutan.

Pada 2013, perseroan mencatatkan DPK tumbuh 13 persen, dari Rp60,76 triliun menjadi Rp68,937 triliun. Pertumbuhan dana deposito mencapai 38 persen menjadi Rp42,107 triliun, dana giro tumbuh 37 persen menjadi Rp15,991 triliun, namun tabungan minus 41 persen menjadi Rp10,839 triliun.

"Kami tidak ingin bergantung dari dana mahal terus. Sehingga kami akan mengeluarkan produk tabungan yang bernilai tambah untuk memancing nasabah," ujarnya.

Parwati mengatakan, pendapatan perseroan merupakan dampak keberhasilan menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) gross dari 0,9 persen pada akhir 2012, menjadi 0,7 persen pada 2013. Sehingga rasio beban operasional naik lebih rendah sebesar 14 persen, dibanding pendapatan operasional yang tumbuh sebesar 18 persen.

Perseroan mencatat, rasio biaya terhadap pendapatan turun dari 57,1 persen pada akhir 2012, menjadi 55,1 persen pada akhir 2013. Adapun rasio keuangan lainnya tercatat rasio kecukupan modal (CAR) 19,3 persen, marjin bunga bersih (NIM) 4,1 persen, rasio kredit terhadap pendapatan (LDR) 92,5 persen, return on assets (ROA) 1,8 persen, return on equity (ROE) 11,9 persen.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0594 seconds (0.1#10.140)