Asita prediksi harga tiket pesawat naik 13%
A
A
A
Sindonews.com - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulsel memprediksi harga tiket untuk penerbangan domestik akan mengalami kenaikan hingga 13 persen.
Hal tersebut seiring dengan keputusan Kementerian Perhubungan yang menaikkan harga penerbangan domestik. Ketua Asita Sulsel, Didi L Manaba mengungkapkan, kenaikan surcharge yang terjadi otomatis berdampak pada kenaikan harga tiket yang harus diberlakukan untuk masyarakat.
Namun, dia meyakini jika kenaikan ini tidak akan terlalu berpengaruh pada tingginya ritme penerbangan. Sebab transportasi udara dengan pesawat sudah menjadi kebutuhan dan alternatif utama bagi mereka yang ingin mempersingkat waktu perjalanan dan jarak tempuh.
"Dalam tiket ada beberapa item seperti harga dasar, asuransi termasuk biaya surcharga. Kan biaya ini yang dinaikkan. Ini yang kemudian dikonversi," jelasnya, Kamis (13/2/2014).
Diketahui, pekan ini Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan akan menetapkan peraturan terkait tarif surcharge atau tarif tambahan untuk penerbangan domestik. Kebijakan ini untuk menjaga pertumbuhan industri penerbangan agar tetap stabil di tengah situasi ekonomi yang melambat.
Tarif yang diberlakukan adalah Rp60 ribu per jam untuk pesawat jenis jet dan Rp50 ribu untuk pesawat jenis turbo propeller. Untuk tarif batas atas masih mengacu keputusan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2010 tentang tarif batas atas di mana bervariasi berdasarkan jenis pesawat dan jarak tempuh.
Untuk low cost carrier sebesar 85 persen, medium cost carrier 90 persen, dan full service carrier 100 persen. Sementara, berdasarkan data BPS Sulsel jumlah penumpang domestik di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang berangkat pada Desember 2013 mencapai 284.976 orang atau mengalami penurunan sebesar 2,04 persen dibanding November 2013 yang mencapai 291.970 orang.
Menurutnya, jika kenaikan tiket juga akan berdampak pada meningkatnya harga yang ditawarkan sejumlah agen perjalanan untuk paket tour yang ditawarkan. Meski demikian, dia tetap optimis di tengah kenaikan harga tiket, wisman pada 2014 ini tetap meningkat di kisaran 15-20 persen.
"Kemungkinan ada yang menunda perjalanan. Tapi itu untuk sementara. Karena rekreasi juga menjadi kebutuhan bagi mereka yang sibuk untuk santai sejenak," kata Didi.
Apalagi Makassar makin diminati dan dikenal sebagai salah satu tujuan wisata yang didukung dengan Bandara Hasanuddin menjadi hub (penghubung) lalu lintas udara.
Karena itu, dia meminta kerja sama semua pihak dalam hal promosi secara terus menerus, menciptakan situasi yang kondusif serta perbaikan infrastruktur.
Hal tersebut seiring dengan keputusan Kementerian Perhubungan yang menaikkan harga penerbangan domestik. Ketua Asita Sulsel, Didi L Manaba mengungkapkan, kenaikan surcharge yang terjadi otomatis berdampak pada kenaikan harga tiket yang harus diberlakukan untuk masyarakat.
Namun, dia meyakini jika kenaikan ini tidak akan terlalu berpengaruh pada tingginya ritme penerbangan. Sebab transportasi udara dengan pesawat sudah menjadi kebutuhan dan alternatif utama bagi mereka yang ingin mempersingkat waktu perjalanan dan jarak tempuh.
"Dalam tiket ada beberapa item seperti harga dasar, asuransi termasuk biaya surcharga. Kan biaya ini yang dinaikkan. Ini yang kemudian dikonversi," jelasnya, Kamis (13/2/2014).
Diketahui, pekan ini Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan akan menetapkan peraturan terkait tarif surcharge atau tarif tambahan untuk penerbangan domestik. Kebijakan ini untuk menjaga pertumbuhan industri penerbangan agar tetap stabil di tengah situasi ekonomi yang melambat.
Tarif yang diberlakukan adalah Rp60 ribu per jam untuk pesawat jenis jet dan Rp50 ribu untuk pesawat jenis turbo propeller. Untuk tarif batas atas masih mengacu keputusan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2010 tentang tarif batas atas di mana bervariasi berdasarkan jenis pesawat dan jarak tempuh.
Untuk low cost carrier sebesar 85 persen, medium cost carrier 90 persen, dan full service carrier 100 persen. Sementara, berdasarkan data BPS Sulsel jumlah penumpang domestik di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang berangkat pada Desember 2013 mencapai 284.976 orang atau mengalami penurunan sebesar 2,04 persen dibanding November 2013 yang mencapai 291.970 orang.
Menurutnya, jika kenaikan tiket juga akan berdampak pada meningkatnya harga yang ditawarkan sejumlah agen perjalanan untuk paket tour yang ditawarkan. Meski demikian, dia tetap optimis di tengah kenaikan harga tiket, wisman pada 2014 ini tetap meningkat di kisaran 15-20 persen.
"Kemungkinan ada yang menunda perjalanan. Tapi itu untuk sementara. Karena rekreasi juga menjadi kebutuhan bagi mereka yang sibuk untuk santai sejenak," kata Didi.
Apalagi Makassar makin diminati dan dikenal sebagai salah satu tujuan wisata yang didukung dengan Bandara Hasanuddin menjadi hub (penghubung) lalu lintas udara.
Karena itu, dia meminta kerja sama semua pihak dalam hal promosi secara terus menerus, menciptakan situasi yang kondusif serta perbaikan infrastruktur.
(izz)