Produksi SMGR tak terpengaruh erupsi Gunung Kelud
A
A
A
Sindonews.com - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memastikan meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur yang memuntahkan debu vulkanik hingga menyebar ke sejumlah kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak mempengaruhi aktivitas produksi perseroan.
"Kinerja produksi kita tidak terpengaruh. Debu vulkanik memang sampai (ke Gresik), tapi tidak sampai mengganggu produksi karena di Gresik itu cuma cement mill. Gudang kita yang di Kediri juga tetap jalan, jadi tidak ada masalah," kata Corporate Secretary SMGR Agung Wiharto kepada Sindonews, Jumat (14/2/2014).
Namun demikian, Agung mengatakan, walau tak signifikan, namun dampak erupsi Gunung Kelud ini dapat mempengaruhi demand atau permintaan akan semen lantaran sejumlah aktivitas konstruksi terpaksa dihentikan akibat serbuan abu vulkanik dari erupsi tersebut.
"Paling demand-nya saja yang sedikit turun karena misalnya ada yang lagi bangun, terus ada erupsi ini bangunnya berhenti, tertunda sampai reda. Tapi itu kan lokal saja, jadi hanya sebagian kecil dari market kita, jadi tidak ada pengaruh signifikan," pungkas dia.
Kepala Pusat Data BNPB Sutopo Purwonugroho melaporkan, dampak erupsi Gunung Kelud telah menyebabkan hujan abu merata di beberapa wilayah di luar dari daerah terdekat dari Gunung Kelud.
Erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2/2014) pukul 23.30 WIB setinggi 17 kilometer (km) dan melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir. BMKG menganalisis, abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter (m) terbawa ke arah Timur Laut, pada lapisan 5.000 m ke arah Barat Laut dan pada 9.000 m ke arah barat.
Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud. Wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir, seperti di Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Bantul, Yogya, Sleman, Kulon Progo.
Selain itu, Purworejo, Kebumen, Solo, Boyolali, Salatiga, Temanggung. Sedangkan di bagian timur hujan abu hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Ampenan NTB.
"Kinerja produksi kita tidak terpengaruh. Debu vulkanik memang sampai (ke Gresik), tapi tidak sampai mengganggu produksi karena di Gresik itu cuma cement mill. Gudang kita yang di Kediri juga tetap jalan, jadi tidak ada masalah," kata Corporate Secretary SMGR Agung Wiharto kepada Sindonews, Jumat (14/2/2014).
Namun demikian, Agung mengatakan, walau tak signifikan, namun dampak erupsi Gunung Kelud ini dapat mempengaruhi demand atau permintaan akan semen lantaran sejumlah aktivitas konstruksi terpaksa dihentikan akibat serbuan abu vulkanik dari erupsi tersebut.
"Paling demand-nya saja yang sedikit turun karena misalnya ada yang lagi bangun, terus ada erupsi ini bangunnya berhenti, tertunda sampai reda. Tapi itu kan lokal saja, jadi hanya sebagian kecil dari market kita, jadi tidak ada pengaruh signifikan," pungkas dia.
Kepala Pusat Data BNPB Sutopo Purwonugroho melaporkan, dampak erupsi Gunung Kelud telah menyebabkan hujan abu merata di beberapa wilayah di luar dari daerah terdekat dari Gunung Kelud.
Erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2/2014) pukul 23.30 WIB setinggi 17 kilometer (km) dan melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir. BMKG menganalisis, abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter (m) terbawa ke arah Timur Laut, pada lapisan 5.000 m ke arah Barat Laut dan pada 9.000 m ke arah barat.
Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud. Wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir, seperti di Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Bantul, Yogya, Sleman, Kulon Progo.
Selain itu, Purworejo, Kebumen, Solo, Boyolali, Salatiga, Temanggung. Sedangkan di bagian timur hujan abu hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Ampenan NTB.
(rna)