KPR CIMB Niaga tumbuh 8%

Selasa, 18 Februari 2014 - 19:06 WIB
KPR CIMB Niaga tumbuh 8%
KPR CIMB Niaga tumbuh 8%
A A A
Sindonews.com - Adanya penerapan aturan loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) di perbankan konvensional dan Syariah telah memengaruhi pertumbuhan Kredit Pemilkikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM).

Meski demikian, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) masih mencatatkan pertumbuhan untuk bisnis KPR sebesar 8 persen menjadi Rp22,41 triliun dan KPM sebesar 5 persen menjadi Rp18,35 triliun.

Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan, kinerja CIMB Niaga 2013 yang cenderung datar dikarenakan tekanan net interest margin/NIM yang berkelanjutan. Ini sejalan dengan penerapan strategi pertumbuhan kredit yang mengedepankan prinsip kehati-hatian sejak 2013.

Menurutnya, hal tersebut yang menjadikan penyaluran kredit CIMB Niaga hanya tumbuh 8 persen di bawah industri, dengan kredit korporasi hanya tumbuh 1 persen.

"Sementara kredit konsumer ditopang oleh bisnis Personal Loans dan kartu kredit yang tumbuh 72 persen dan 12 persen menjadi Rp1,63 triliun dan Rp4,08 triliun," ujar dia, Selasa (18/2/2014).

Untuk dana pihak ketiga (DPK) per 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp163,74 triliun atau tumbuh 8 persen. Sedangkan current account (giro) dan savings account (tabungan) meningkat 10 persen menjadi Rp72,03 triliun. Di mana current account dan savings account masing-masing memberikan kontribusi sebesar Rp36,80 triliun dan Rp35,23 triliun.

Menurutnya, hasil ini berdampak positif terhadap rasio CASA CIMB Niaga yang meningkat 52 basis poin menjadi 43,99 persen. Sedangkan dari sisi perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp6,68 trilliun.

Angka tersebut mengalami penurunan 13 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp7,68 persen. Sementara perolehan DPK sebesar Rp6,47 trilliun.

Pada 2013, CIMB Niaga juga berhasil mengembangkan pondasi sejumlah lini bisnis. Beberapa diantaranya adalah bisnis transaction banking dan trade finance dengan fee based income yang tumbuh sebesar 36 persen di 2013 menjadi Rp162 miliar dari Rp119 miliar.

Arwin mengatakan, tingginya jumlah transaksi forex menghasilkan kenaikan fee based income forex sebesar 38 persen menjadi Rp653 miliar, dibanding periode yang sama 2012 sebesar Rp472 miliar. Sedangkan fee based income dari bisnis bancassurance tumbuh 17 persen menjadi Rp1,20 triliun.

Selama 2013, pihaknya terus mengembangkan layanan tanpa kantor cabang (branchless banking) yang menunjukan hasil positif. Hal ini terlihat dari layanan branchless banking yang mampu memberikan kontribusi 92 persen dari total transaksi retail banking CIMB Niaga per 31 Desember 2013 yang mencapai 38 juta transaksi.

"Angka ini lebih besar daripada kontribusi yang diberikan layanan branchless banking pada periode yang sama pada 2012 sebesar 88 persen dengan jumlah transaksi mencapai 30 juta transaksi," jelasnya.

Sementara, untuk layanan rekening ponsel, per 31 Desember 2013 jumlah pengguna rekening ponsel tercatat sebanyak 274 ribu pengguna dengan jumlah transaksi per bulan mencapai lebih dari 1 juta transaksi.

Dia mengungkapkan, dengan kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan tanpa batas seperti pada rekening ponsel ini, menjadi bentuk dukungan CIMB Niaga terhadap program financial inclusion yang dicanangkan regulator.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6174 seconds (0.1#10.140)