Impor BBM terus menggerus keuangan negara
A
A
A
Sindonews.com - Keuangan negara terus mengalami defisit karena pemerintah mengimpor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Kita akan defisit karena karena harus impor minyak dan BBM lantaran kebutuhan BBM kita 1,4 juta barel per hari,” kata Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Naryanto Wagimin dikutip dari situs Ditjen Migas, Rabu (19/2/2014).
Kapasitas kilang minyak Indonesia, papar Naryanto, sekitar 1,1 juta barel barel. Namun produksi minyak Indonesia, hanya sekitar 800.000 barel per hari dan hanya sekitar 600.000 yang dapat diolah di kilang Pertamina.
"Untuk memenuhi kekurangan, maka pemerintah terpaksa mengimpor minyak mentah sekitar 400.000 barel per hari dan impor BBM sekitar 500.000 barel per hari," terangnya.
Untuk mengatasi kekurangan BBM ini, idealnya dengan meningkatkan produksi migas. Namun ini bukan perkara mudah karena lapangan-lapangan migas Indonesia sudah berumur tua dan belum ada lagi penemuan lapangan migas yang cukup besar.
Upaya yang dilakukan untuk menekan impor BBM serta meningkatkan ketahanan energi adalah mandatori BBN ke BBM dan membangun kilang minyak.
Mengenai ketahanan energi, Naryanto mengungkapkan, stok minyak Indonesia hanya cukup untuk 4 hari, sedangkan cadangan operasional yang disiapkan Pertamina sekitar 22 hari.
"Bila Indonesia terlibat perang, maka ketahanan energinya hanya mampu bertahan 4 hari. Hal ini jauh berbeda dengan Singapura yang memiliki cadangan operasional BBM sebanyak 90 hari," tukasnya.
“Kita akan defisit karena karena harus impor minyak dan BBM lantaran kebutuhan BBM kita 1,4 juta barel per hari,” kata Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Naryanto Wagimin dikutip dari situs Ditjen Migas, Rabu (19/2/2014).
Kapasitas kilang minyak Indonesia, papar Naryanto, sekitar 1,1 juta barel barel. Namun produksi minyak Indonesia, hanya sekitar 800.000 barel per hari dan hanya sekitar 600.000 yang dapat diolah di kilang Pertamina.
"Untuk memenuhi kekurangan, maka pemerintah terpaksa mengimpor minyak mentah sekitar 400.000 barel per hari dan impor BBM sekitar 500.000 barel per hari," terangnya.
Untuk mengatasi kekurangan BBM ini, idealnya dengan meningkatkan produksi migas. Namun ini bukan perkara mudah karena lapangan-lapangan migas Indonesia sudah berumur tua dan belum ada lagi penemuan lapangan migas yang cukup besar.
Upaya yang dilakukan untuk menekan impor BBM serta meningkatkan ketahanan energi adalah mandatori BBN ke BBM dan membangun kilang minyak.
Mengenai ketahanan energi, Naryanto mengungkapkan, stok minyak Indonesia hanya cukup untuk 4 hari, sedangkan cadangan operasional yang disiapkan Pertamina sekitar 22 hari.
"Bila Indonesia terlibat perang, maka ketahanan energinya hanya mampu bertahan 4 hari. Hal ini jauh berbeda dengan Singapura yang memiliki cadangan operasional BBM sebanyak 90 hari," tukasnya.
(gpr)