Gagal jadi PNS, pemuda Sulbar didorong berwirausaha
A
A
A
Sindonews.com - Belum lama ini pemerintah telah mengumumkan tenaga kontrak yang lolos menjadi CPNS melalui jalur K2, ribuan orang tidak lulus dalam pengumuman tersebut.
Menyikapi hal itu, tenaga kontrak terutama yang masih muda diminta agar tidak larut dalam kesedihan, tetapi mencoba peluang lain untuk masa depan, yakni berwirausaha.
Dorongan agar pemuda tidak semata bercita–cita jadi PNS itu mengemuka dalam pelatihan kewirausahaan pemuda bertema “Mandiri Melalui Wirausaha“ yang digelar Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dispora) Sulbar, di Majene, Minggu (23/2/2014).
Menurut Abdul Rahman, salah seorang pengusaha muda yang menjadi narasumber, jaminan masa depan tidaklah harus menjadi PNS, apalagi kuota PNS terbatas. Bidang lain, kata dia, juga dapat menjadi sandaran hidup, yakni berwirausaha.
Dia menuturkan, penerimaan untuk menjadi PNS oleh pemerintah sangat terbatas sehingga tidak semua lulusan sekolah atau sarjana akan diangkat jadi PNS.
"Jadi, pemuda sekarang ini harus kreatif dalam bidang lain, solusi mengatasi sempitnya peluang kerja menjadi PNS adalah berwirausaha,” ujar Rahman, yang merupakan direktur utama kelompok usaha Manjawaindo Group ini.
Dalam pelatihan itu, Rahman menceritakan usahanya membangun bisnis dari modal yang sedikit, kemudian berkembang secara bertahap, sehingga tidak lagi hanya menjadi sumber penghasilannya secara pribadi tapi juga dapat mempekerjakan orang lain.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Majene, Hamid Haris serta kepala bidang Kepemudaan Dispora Sulbar, Abdul Malik.
Hamid menyampaikan, pemuda harus selalu punya semangat, untuk itu kemampuan dan keterampilan yakni life skill harus terus ditingkatkan, seperti pesan mantan presiden Habibie, bahwa masa lalu, masa kini dan masa depan ditentukan oleh pemuda.
Seperti yang diketahui bersama, jumlah tenaga honorer yang mengikut seleksi K2 secara nasional mencapai 600 ribu orang lebih baik dari instansi pusat maupun daerah, yang diterima menjadi CPNS sebanyak hanya 30 persen atau sekira 200 ribu orang lebih.
Mengenai 70 persen yang gagal jadi CPNS melalui K2, pemerintah pusat belum memberikan petunjuk teknis ke daerah tentang penyalurannya.
Abdul Malik mengatakan, pelatihan kewirausahaan ini digelar sebagai salah satu upaya menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda, sehingga diharapakan dengan jiwa kewirausahaan dan keterampilan, pemuda dapat mandiri.
Menyikapi hal itu, tenaga kontrak terutama yang masih muda diminta agar tidak larut dalam kesedihan, tetapi mencoba peluang lain untuk masa depan, yakni berwirausaha.
Dorongan agar pemuda tidak semata bercita–cita jadi PNS itu mengemuka dalam pelatihan kewirausahaan pemuda bertema “Mandiri Melalui Wirausaha“ yang digelar Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dispora) Sulbar, di Majene, Minggu (23/2/2014).
Menurut Abdul Rahman, salah seorang pengusaha muda yang menjadi narasumber, jaminan masa depan tidaklah harus menjadi PNS, apalagi kuota PNS terbatas. Bidang lain, kata dia, juga dapat menjadi sandaran hidup, yakni berwirausaha.
Dia menuturkan, penerimaan untuk menjadi PNS oleh pemerintah sangat terbatas sehingga tidak semua lulusan sekolah atau sarjana akan diangkat jadi PNS.
"Jadi, pemuda sekarang ini harus kreatif dalam bidang lain, solusi mengatasi sempitnya peluang kerja menjadi PNS adalah berwirausaha,” ujar Rahman, yang merupakan direktur utama kelompok usaha Manjawaindo Group ini.
Dalam pelatihan itu, Rahman menceritakan usahanya membangun bisnis dari modal yang sedikit, kemudian berkembang secara bertahap, sehingga tidak lagi hanya menjadi sumber penghasilannya secara pribadi tapi juga dapat mempekerjakan orang lain.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Majene, Hamid Haris serta kepala bidang Kepemudaan Dispora Sulbar, Abdul Malik.
Hamid menyampaikan, pemuda harus selalu punya semangat, untuk itu kemampuan dan keterampilan yakni life skill harus terus ditingkatkan, seperti pesan mantan presiden Habibie, bahwa masa lalu, masa kini dan masa depan ditentukan oleh pemuda.
Seperti yang diketahui bersama, jumlah tenaga honorer yang mengikut seleksi K2 secara nasional mencapai 600 ribu orang lebih baik dari instansi pusat maupun daerah, yang diterima menjadi CPNS sebanyak hanya 30 persen atau sekira 200 ribu orang lebih.
Mengenai 70 persen yang gagal jadi CPNS melalui K2, pemerintah pusat belum memberikan petunjuk teknis ke daerah tentang penyalurannya.
Abdul Malik mengatakan, pelatihan kewirausahaan ini digelar sebagai salah satu upaya menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda, sehingga diharapakan dengan jiwa kewirausahaan dan keterampilan, pemuda dapat mandiri.
(gpr)