Pemerintah berencana bangun empat PLTA di Jatim

Kamis, 27 Februari 2014 - 18:00 WIB
Pemerintah berencana bangun empat PLTA di Jatim
Pemerintah berencana bangun empat PLTA di Jatim
A A A
Sindonews.com - Pemerintah berencana membangun empat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Jawa Timur. Adapun emat proyek PLTA tersebut antara lain akan di bangun di waduk Kesamben, Ledoyo Blitar, kemudian Karangkates IV dan V dengan kapasitas 145,52 megawatt (MW).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ridha Mulyana mengatakan, empat proyek tersebut saat ini masih dalam tahap survey lapangan. Sedangkan untuk groundbreaking rencananya akan dimulai akhir tahun ini.

“Sekarang masih dalam tahap survey lapangan. Kemungkinan PLTA tidak bisa tahun ini tapi grounbreaking ditargetkan akhir tahun ini,” kata dia, di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Selain itu, pemerintah juga akan merevitalisasi PLTA yang kapasitasnya yang sudah menurun dan melakukan assesment potensi waduk milik Kementerian Pekerjaan Umum lainnya. Dalam program ini Kementerian ESDM akan melakukan studi untuk mendapatkan kapasitas maksimal.

Kementerian Pekerjaan Umum mengidentifikasi terdapat 116 lokasi bendungan yang dinilai layak untuk mengembangkan PLTA. Potensi tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan tenaga listrik hingga 5.140,8 mw.

Direktur Penatagunaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Arie Setiadi Murwanto mengatakan, terdapat 55 waduk potensial berada di Sumatera, 9 di Kalimantan, 17 di Sulawesi, 4 waduk di Maluku 20 Waduk di Papua, 7 waduk di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) serta 4 waduk di Jawa.

“Terbesar di Jawa Bali 3.182 mw diikuti dengan Indonesai bagian barat 1.242,5 mw dan Indonesia Timur 716,3 mw,” kata dia.

Menurut dia, meskipun potensinya besar realisasi pengembangan PLTA dari waduk-waduk cukup minim karena ada beberapa faktor yang dinilai menghambat di antaranya birokrasi yang rumit. Terlebih melibatkan lintas sektoral.

Akibat dari rumitnya birokrasi, lanjut dia, banyak investor yang mundur dalam proses tender. Tidak hanya itu, minimnya pengembangan PLTA dipicu karena sedikitnya jumlah waduk yang memilki sumber air yang layak. “Karena kendala ini, potensi yang dimanfaatkan masih rendah,” ucapnya.

Dia mengatakan, untuk kemitraan pemerintah dengan swasta (Public Private Parternership) dalam pengelolaan PLTA kemungkinan investor masuk dalam pembangunan dan pengelolaan pembangkit. Sementara pembangunan waduk sebagai sumber air dan lahan akan disiapkan pemerintah.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji sebelumnya mengatakan, berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2011-2020, ada 96 lokasi di Indonesia yang akan dijadikan tempat pengembangan PLTA dengan total kapasitas 12.800 MW. Pembangunan pembangkit dilakukan secara bertahap hingga 2025.

Dari total kapasitas tersebut, sekitar 60 persen atau 7.680 MW akan dibangun PLN, sementara sisanya oleh swasta.

Pembangunan pembangkit listrik tenaga air, menurut Nur, didorong oleh besarnya potensi tenaga air yang belum dikembangkan untuk pembangkit. Saat ini pemanfaatan potensi sumber daya tenaga air di Indonesia untuk pembangkit listrik tercatat 3.650 mw dari potensi sebesar 75.000 mw.

Sebanyak 2.536 mw di wilayah pembangkitan Jawa-Bali serta 1.114 mw di wilayah pembangkitan Indonesia bagian barat dan wilayah Indonesia bagian timur. Pembangkit listrik tenaga air untuk Jawa Bali dipasok oleh PT Indonesia Power, anak usaha PLN, sebanyak 1.103 mw, PT Pembangkitan Jawa Bali 1.283 mw, dan kontraktor listrik swasta 150 mw.

Untuk mengembangkan potensi listrik bertenaga air, menurut Nur, PLN membutuhkan biaya investasi sekitar USD1.000 per kilowatt. Besaran investasi tersebut berbeda pada tiap lokasi, tapi berkisar USD800-USD1.500 per kilowatt, bergantung pada antara lain jenis tanah.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6551 seconds (0.1#10.140)