Laba bersih UNTR 2013 turun menjadi Rp4,83 T
A
A
A
Sindonews.com - PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan adanya dinamika pada kinerja perseroan sepanjang tahun 2013, dimana kinerja unit usaha Mesin Konstruksi dan Pertambangan mengalami penurunan, sementara kinerja unit usaha Kontraktor Penambangan mencatat adanya peningkatan.
Corporate Secretary UNTR, Sara Loebis menyebutkan, pendapatan bersih perseroan pada 2013 mencapai Rp51,01 triliun, turun 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp55,95 triliun.
Hal tersebut berakibat pada perolehan laba bersih yang ikut turun sebesar 16 persen dari Rp5,78 triliun menjadi Rp4,83 triliun.
Pendapatan bersih segmen usaha Mesin Konstruksi turun 29 persen menjadi Rp15,64 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 31 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
"Berkurangnya permintaan alat berat khususnya di sektor pertambangan dan perkebunan akibat penurunan aktivitas di sektor terkait berdampak pada total penjualan alat berat Komatsu sepanjang tahun 2013 turun sebesar 32 persen, dari 6.202 unit pada tahun 2012 menjadi 4.203 unit," terang dia, Kamis (27/2/2014).
Dari total penjualan alat berat Komatsu, lanjut dia, sebanyak 43 persen diserap sektor pertambangan, 26 persen diserap
sektor perkebunan, 23 persen diserap sektor konstruksi, dan sisanya sebesar 8 persen diserap sektor kehutanan.
"Di tengah persaingan yang semakin ketat, Komatsu mempertahankan posisi sebagai
market leader alat berat, dengan pangsa pasar sebesar 41 persen (berdasarkan riset pasar internal)," aku dia.
Seiring dengan penurunan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan
alat berat juga mengalami penurunan sebesar 6 persen menjadi Rp5,52 triliun. Sementara penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami penurunan dari 414 unit menjadi 365 unit, sedangkan truk Scania meningkat dari 363 unit menjadi 445 unit.
Di sisi lain, PT Pamapersada Nusantara (Pama), anak usaha UNTR di bidang Kontraktor Penambangan membukukan peningkatan pendapatan sebesar 13 persen atau mencapai Rp 31,55 triliun, dan memberikan kontribusi sebesar 62 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Volume produksi batu bara meningkat dari 94,4 juta ton menjadi 105,1 juta ton sementara pemindahan tanah (overburden removal ) mengalami penurunan menjadi 844,9 juta bcm dari 855,5 juta bcm.
Terakhir untuk segmen usaha Pertambangan, anak perusahaan UNTR di bidang pertambangan dijalankan oleh PT Prima Multi Mineral, PT Tuah Turangga Agung, serta beberapa konsesi tambang baru diantaranya adalah PT Asmin Bara Bronang dan PT Duta Nurcahya yang telah memulai produksi secara komersial sejak triwulan keempat tahun 2013.
Dari total keempat konsesi tambang tersebut, penjualan batu bara selama tahun 2013 mencapai 4,18 juta ton atau turun sebesar 26 persen dari volume penjualan batu bara tahun
lalu sebesar 5,63 juta ton.
Akibat penurunan rata-rata harga jual batu bara, pendapatan unit usaha Pertambangan mencatat penurunan sebesar 34 persen menjadi Rp3,81 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 7 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Corporate Secretary UNTR, Sara Loebis menyebutkan, pendapatan bersih perseroan pada 2013 mencapai Rp51,01 triliun, turun 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp55,95 triliun.
Hal tersebut berakibat pada perolehan laba bersih yang ikut turun sebesar 16 persen dari Rp5,78 triliun menjadi Rp4,83 triliun.
Pendapatan bersih segmen usaha Mesin Konstruksi turun 29 persen menjadi Rp15,64 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 31 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
"Berkurangnya permintaan alat berat khususnya di sektor pertambangan dan perkebunan akibat penurunan aktivitas di sektor terkait berdampak pada total penjualan alat berat Komatsu sepanjang tahun 2013 turun sebesar 32 persen, dari 6.202 unit pada tahun 2012 menjadi 4.203 unit," terang dia, Kamis (27/2/2014).
Dari total penjualan alat berat Komatsu, lanjut dia, sebanyak 43 persen diserap sektor pertambangan, 26 persen diserap
sektor perkebunan, 23 persen diserap sektor konstruksi, dan sisanya sebesar 8 persen diserap sektor kehutanan.
"Di tengah persaingan yang semakin ketat, Komatsu mempertahankan posisi sebagai
market leader alat berat, dengan pangsa pasar sebesar 41 persen (berdasarkan riset pasar internal)," aku dia.
Seiring dengan penurunan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan
alat berat juga mengalami penurunan sebesar 6 persen menjadi Rp5,52 triliun. Sementara penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks mengalami penurunan dari 414 unit menjadi 365 unit, sedangkan truk Scania meningkat dari 363 unit menjadi 445 unit.
Di sisi lain, PT Pamapersada Nusantara (Pama), anak usaha UNTR di bidang Kontraktor Penambangan membukukan peningkatan pendapatan sebesar 13 persen atau mencapai Rp 31,55 triliun, dan memberikan kontribusi sebesar 62 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
Volume produksi batu bara meningkat dari 94,4 juta ton menjadi 105,1 juta ton sementara pemindahan tanah (overburden removal ) mengalami penurunan menjadi 844,9 juta bcm dari 855,5 juta bcm.
Terakhir untuk segmen usaha Pertambangan, anak perusahaan UNTR di bidang pertambangan dijalankan oleh PT Prima Multi Mineral, PT Tuah Turangga Agung, serta beberapa konsesi tambang baru diantaranya adalah PT Asmin Bara Bronang dan PT Duta Nurcahya yang telah memulai produksi secara komersial sejak triwulan keempat tahun 2013.
Dari total keempat konsesi tambang tersebut, penjualan batu bara selama tahun 2013 mencapai 4,18 juta ton atau turun sebesar 26 persen dari volume penjualan batu bara tahun
lalu sebesar 5,63 juta ton.
Akibat penurunan rata-rata harga jual batu bara, pendapatan unit usaha Pertambangan mencatat penurunan sebesar 34 persen menjadi Rp3,81 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 7 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
(gpr)