KKP perkuat pengembangan kawasan minapolitan

Kamis, 20 Maret 2014 - 13:43 WIB
KKP perkuat pengembangan kawasan minapolitan
KKP perkuat pengembangan kawasan minapolitan
A A A
Sindonews.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat pengembangan kawasan ekonomi berbasis perikanan budidaya terintegrasi (minapolitan). Konsep ini ditujukan untuk menjadi embrio kawasan industrialisasi perikanan budidaya dari hulu sampai hilir yang meliputi produksi, pengolahan dan pemasaran.

“Minapolitan perikanan budidaya ini sudah mulai nampak keberhasilannya dan beberapa daerah bahkan sudah mengarah kepada kawasan industrialisasi perikanan budidaya. Salah satunya adalah Kawasan Minapolitan di Kabupaten Bogor ini,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto saat peresmian Sentra Minapolitan di Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (20/3/2014).

Sebagai embrio dari Industrialisasi Perikanan Budidaya, kata Slamet, minapolitan telah memberikan landasan dalam hal pendekatan pengembangan suatu kawasan.

“Minapolitan sebagai suatu program nasional telah mendorong terwujudnya sinergi lintas sektoral dalam pengembangan suatu wilayah. Kondisi ini yang sekarang juga terjadi melalui program industrialisasi. Kawasan yang memiliki potensi ekonomi berbasis perikanan budidaya, dikembangkan dengan melakukan sinergi dan kerja sama dengan Kementerian atau Lembaga Pemerintah lain,” ungkap Slamet.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang ditetapkan sebagai Kawasan Percontohan Minapolitan Perikanan Budidaya sejak 2011. Kawasan yang termasuk dalam minapolitan ini ada di empat yaitu Kecamatan Ciseeng, Parung, Kemang dan Kecamatan Gunung Sindur.

“Daerah ini cukup strategis karena didukung dengan sumber daya lahan dan air yang memadai, akses jalan yang cepat dan jangkauan pasar yang cukup luas. Selain itu di wilayah ini telah terbukti bahwa sinergi dan koordinasi lintas sektoral akan mampu membuat kawasan minapolitan ini berkembang cepat dan pesat menjadi sebuah kawasan industrialisasi,” tambah Slamet.

Saat ini, beberapa wilayah minapolitan telah mulai berkembang menjadi kawasan industrialisasi seperti di Kabupaten Muaro Jambi (Jambi) dengan komoditas patin, Kabupaten Banjar (Kalimantan Selatan) juga dengan komoditas patin, Kabupaten Minahasa Utara (Sulawesi Utara) dengan komoditas rumput laut, dan Kabupaten Indramayu (Jawa Barat) dengan komoditas udang.

“Kawasan Minapolitan Lele di Kabupaten Bogor yang telah berkembang dan berhasil menjadi kawasan sentra lele yang sudah di kenal di mana-mana. Hal ini disebabkan karena Kawasan Minapolitan Lele di Kabupaten Bogor berbasis kelompok dalam suatu kawasan, sehingga semuanya dapat diintegrasikan dengan mudah dan memiliki dampak ekonomi bagi pengembangan kawasan itu sendiri," papar Slamet.

Berdasarkan data Statistik Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, produksi lele di Kabupaten Bogor menyumbang angka yang cukup tinggi pada produksi lele di Jawa Barat.

“Pada 2013, data sementara produksi lele Kabupaten Bogor mencapai 64.047,79 ton atau naik 34,2 persen dari 2012. Produksi lele 2013 dari Kabupaten Bogor ini mencapai 8,4 persen dari produksi lele nasional yang mencapai 758.455 ton (data sementara),” ujar Slamet.

Menurut Slamet, industrialisasi perikanan budidaya, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah produk serta meningkatkan daya saing dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Tentunya, sasaran utama industrialisasi perikanan budidaya adalah untuk peningkatan pendapatan kelompok masyarakat pembudidaya, pengolah, dan pemasar hasil perikanan,” tambah Slamet.

Lele merupakan salah satu komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Karena komoditas ini sangat mudah dibudidayakan, cukup terjangkau harganya dan mampu menjadi pilihan utama sumber protein hewani,“ pungkas Slamet.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6013 seconds (0.1#10.140)