Pengusaha mainan incar pasar Hong Kong

Rabu, 26 Maret 2014 - 19:12 WIB
Pengusaha mainan incar pasar Hong Kong
Pengusaha mainan incar pasar Hong Kong
A A A
Sindonews.com - Kalangan pengusaha mainan tahun ini akan fokus menyasar pasar Hong Kong. Mereka akan memanfaatkan ruang eksebisi yang digelar Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) tahun ini di Hong Kong.

Pengurus Asosiasi Pengusaha mainan Indonesia (APMI), Sudarman Wijaya mengatakan, even tersebut merupakan peluang melakukan penetrasi pasar mengingat gencarnya industri mainan anak-anak di dalam negeri.

"Saya rasa ini peluang baik dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Apalagi, jaringan buyers yang dimiliki HKTDC bukan hanya lingkup Asia. Namun ada di berbagai belahan internasional," katanya di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Menurutny, sebelum 1997, ekspor Indonesia pernah mendominasi pasar mainan di Asia, namun harus berjuang kembali mengingat pasar mainan di Tiongkok era 2000 mendominasi pasar mainan dunia.

"Tantangannya, karena mainan ini industri kreatif maka inovasi harus mengikuti perkembangan. Di sisi lain, saat ini pasar Tiongkok untuk industri mainan di tingkat produsen padat karya juga sedang lesu karena harga-harga di sana juga sudah mulai lebih tinggi di banding Indonesia," jelasnya.

Dia mengatakan, lesunya pasar di Tiongkok lebih disebabkan berbagai faktor. Salah satunya, upah minimum yang tinggi terhadap buruh di sana menjadi penyebab tingginya harga mainan dibandingkan Indonesia. Peluang penetrasi pasar memanfaatkan eksebisi HKTDC tidak bisa langsung diperkirakan melalui peningkatan ekspor, namun harus dilihat sebagai potensi.

"Di ajang HKTDC itu peluang tidak hanya membidik pasar Asia, namun di berbagai negara tersedia buyers," ujarnya.

Tingginya potensi penetrasi pasar mainan ke berbagai negara juga mempertimbangkan prediksi bahwa tahun ini diperkirakan angka ekspor mainan anak-anak ke luar negeri mencapai USD500 juta dengan pasar utama di negara-negara Eropa, Amerika serta Jepang.

Nilai ekspor tersebut lebih tinggi dibandingkan pasar mainan dalam negeri yang diperkirakan tahun ini sebesar Rp3 triliun. Kendala penetrasi pasar dalam negeri dinilai maksimal, namun para pengusaha mainan di sektor produsen juga harus berhadapan dengan industri kecil dan menengah.

"Makanya penetrasi pasar ekspor itu sangat menguntungkan apalagi jika mampu membuka pasar baru di negara-negara lain," ujarnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6113 seconds (0.1#10.140)