Produk mamin UKM Indonesia tembus pasar AS

Selasa, 01 April 2014 - 10:38 WIB
Produk mamin UKM Indonesia tembus pasar AS
Produk mamin UKM Indonesia tembus pasar AS
A A A
Sindonews.com - Produk makanan dan minuman (mamin) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia sudah banyak yang masuk pasar Pantai Timur Amerika Serikat (AS), termasuk New York.

Produk-produk yang kian banyak menarik perhatian konsumen AS antara lain sambal, kecap, bumbu-bumbu tunggal (vanili, kayu manis, kluwek), dan bumbu-bumbu racikan (bumbu gulai, bumbu nasi goreng, bumbu pecel).

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi saat melakukan kunjungan kerja ke New York, AS, pada 29-31 Maret 2014.

“Makanan olahan Indonesia itu dilihat pasar AS sebagai "speciality food" yang menarik karena karakteristik tertentu, seperti originalitas, etnik atau latar belakang budayanya, cara pengolahan yang khas, bahan yang dipakai, dan sifatnya yang eksklusif,” jelas Bayu dalam siaran persnya, Selasa (1/4/2014).

Menurut Wamendag, pasar speciality food di AS mencapai sekitar USD 90 miliar dolar. Dari pasar yang besar itu, produk-produk dari Indonesia termasuk subkategori makanan ringan (snack), minuman, saus (condiment), bumbu, acar, dan olahan buah/sayur.

Saat ini di AS, lanjut Bayu, minat konsumen yang besar ditujukan ke makanan dan bahan makanan dari Mediterania dan Asia khususnya India, Thailand, dan Vietnam. Namun, makanan-makanan dari Korea, Indonesia, dan Turki mulai banyak dicari.

“Para pengecer makanan di New York menyebutkan bahwa mulai 2013 Indonesia adalah ‘a trending country for speciality food’,” imbuhnya.

Salah satu yang dicari konsumen untuk makanan dan minuman Indonesia adalah Indonesia exotic flavors. “Bahan-bahan yang diperkirakan akan meningkat permintaannya yaitu kopi dan kakao, olahan kelapa, olahan bumbu, serta beras organik,” ujar Wamendag.

Ekspor makanan olahan Indonesia ke AS saat ini baru mencapai USD75 juta dan sekitar 40 persennya diekspor oleh UKM. Ekspor tersebut berpotensi meningkat menjadi USD125 juta dalam 2-3 tahun ke depan, dengan UKM tetap memegang peranan penting.

“Kunci utamanya adalah seberapa mampu produsen Indonesia melakukan supply response terhadap peningkatan permintaan,” ungkap Bayu.

Pada kunjungan kerja ini, Bayu melakukan serangkaian diskusi dengan beberapa ritel makanan dan minuman, termasuk beberapa milik warga negara Indonesia yang tinggal di New York.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7760 seconds (0.1#10.140)