MSKY capai target pertumbuhan pelanggannya
A
A
A
Sindonews.com - PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) berhasil menambah 579,432 pelanggan baru sepanjang 2013. Ini menunjukkan pertumbuhan rata-rata sekitar 48,000 pelanggan per bulannya.
"Ini sejalan dengan target pertumbuhan yang telah ditetapkan di awal tahun. Jumlah pelanggan mencapai 2,30 juta pada akhir tahun lalu. Ini tumbuh sebesar 34 persen," ujar Direktur Utama MSKY, Rudy Tanoesoedibjo dalam siaran persnya, Jumat (4/4/2014).
Perseroan berhasil menurunkan rata-rata churn rate dari 1,23 persen di 2012 menjadi 1,18 persen di 2013. Lebih mengesankan, perseroan mampu mencapai 1,11 persen rata-rata churn rate di Q4 2013.
ARPU juga berada di level yang stabil pada Rp114.000 per bulan. Persentase churn rate berarti rata-rata pelanggan dalam periode waktu tertentu, yang berhenti menggunakan layanan perusahaan untuk satu atau alasan lain. Semakin rendah churn rate, berarti semakin sehat perusahaan.
Kinerja EBITDA quartal empat di 2013 mencapai Rp295 miliar, naik 5 persen YoY dari Rp282 miliar, dengan EBITDA marjin 37 persen. Penurunan marjin ini disebabkan oleh rupiah yang melemah. Sedangkan EBITDA sepanjang 2013 sebesar Rp1,2 triliun, meningkat 21 persen YoY dengan marjin EBITDA sebesar 40 persen.
Namun laba bersih di kuartal empat tahun lalu menurun dari Rp56 miliar menjadi –Rp264 miliar. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp487 miliar pada 2013, dibandingkan dengan laba bersih senilai Rp82 miliar di 2012.
Penurunan ini disebabkan rugi selisih kurs unrealized sebesar Rp636 miliar pada 2013, dibandingkan dengan Rp147 miliar pada 2012, dikarenakan melemahnya rupiah terhadap dollar AS.
Selain itu, kerugian juga disebabkan oleh biaya premi sebesar 6,375 persen atau sebesar Rp128 miliar, untuk pelunasan obligasi sebesar USD165 juta yang dilunasi dipercepat pada akhir 2013.
"Tahun ini akan menjadi tahun yang penting karena kami menargetkan untuk menghasilkan arus kas bersih untuk pertama kalinya," tegasnya.
Pada akhir 2013, perseroan melakukan refinancing obligasi sebesar USD165 juta (dengan bunga obligasi sebesar 12,75 persen per tahun) dengan pinjaman sindikasi berjangka 3 tahun sebesar USD243 juta (dengan bunga pinjaman sebesar 4,25 persen + LIBOR per tahun).
Dengan pinjaman baru ini, perseroan melakukan penghematan biaya bunga yang signifikan sekitar USD10 juta dollar per tahun.
"Ini sejalan dengan target pertumbuhan yang telah ditetapkan di awal tahun. Jumlah pelanggan mencapai 2,30 juta pada akhir tahun lalu. Ini tumbuh sebesar 34 persen," ujar Direktur Utama MSKY, Rudy Tanoesoedibjo dalam siaran persnya, Jumat (4/4/2014).
Perseroan berhasil menurunkan rata-rata churn rate dari 1,23 persen di 2012 menjadi 1,18 persen di 2013. Lebih mengesankan, perseroan mampu mencapai 1,11 persen rata-rata churn rate di Q4 2013.
ARPU juga berada di level yang stabil pada Rp114.000 per bulan. Persentase churn rate berarti rata-rata pelanggan dalam periode waktu tertentu, yang berhenti menggunakan layanan perusahaan untuk satu atau alasan lain. Semakin rendah churn rate, berarti semakin sehat perusahaan.
Kinerja EBITDA quartal empat di 2013 mencapai Rp295 miliar, naik 5 persen YoY dari Rp282 miliar, dengan EBITDA marjin 37 persen. Penurunan marjin ini disebabkan oleh rupiah yang melemah. Sedangkan EBITDA sepanjang 2013 sebesar Rp1,2 triliun, meningkat 21 persen YoY dengan marjin EBITDA sebesar 40 persen.
Namun laba bersih di kuartal empat tahun lalu menurun dari Rp56 miliar menjadi –Rp264 miliar. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp487 miliar pada 2013, dibandingkan dengan laba bersih senilai Rp82 miliar di 2012.
Penurunan ini disebabkan rugi selisih kurs unrealized sebesar Rp636 miliar pada 2013, dibandingkan dengan Rp147 miliar pada 2012, dikarenakan melemahnya rupiah terhadap dollar AS.
Selain itu, kerugian juga disebabkan oleh biaya premi sebesar 6,375 persen atau sebesar Rp128 miliar, untuk pelunasan obligasi sebesar USD165 juta yang dilunasi dipercepat pada akhir 2013.
"Tahun ini akan menjadi tahun yang penting karena kami menargetkan untuk menghasilkan arus kas bersih untuk pertama kalinya," tegasnya.
Pada akhir 2013, perseroan melakukan refinancing obligasi sebesar USD165 juta (dengan bunga obligasi sebesar 12,75 persen per tahun) dengan pinjaman sindikasi berjangka 3 tahun sebesar USD243 juta (dengan bunga pinjaman sebesar 4,25 persen + LIBOR per tahun).
Dengan pinjaman baru ini, perseroan melakukan penghematan biaya bunga yang signifikan sekitar USD10 juta dollar per tahun.
(gpr)