Pemerintah genjot pengembangan shale gas

Jum'at, 04 April 2014 - 16:54 WIB
Pemerintah genjot pengembangan shale gas
Pemerintah genjot pengembangan shale gas
A A A
Sindonews.com - Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM) Hendra Fadly mengatakan, upaya pengembangan blok gas dangkal (shale gas) akan terus dilakukan untuk menjaga ketahanan energi nasional. Pasalnya, potensi shale gas di Indonesia sangat signifikan, diperkirakan mencapai 574 triliun kaki kubik (TCF).

“Kami sedang mempersiapkan untuk penandatanganan berikutnya. Saat ini sedang dalam proses joint study,” ujarnya di Jakarta, Jumat (4/3/2014.

Potensi shale gas melebihi potensi gas metana baru bara (coalbed methane/CBM) yang dimiliki Indonesia sebesar 453,3 TCF. Bahkan, potensi shale gas jauh lebih besar dari potensi gas konvensional yang hanya sebesar 153 TCF. Kepercayaan pemerintah untuk segera memulai tender shale gas gelombang kedua saat ini juga muncul dari perkembangan gelombang pertama.

Hendra menerangkan, kontrak kerja sama shale gas yang ditandatangani pada 15 Mei 2013 lalu sudah mulai berlanjut dengan aktivitas di lapangan. “Kami berharap kegiatan pengembangan perdana shale gas dapat berjalan lancar sesuai rencana,” imbuh dia.

Dia mencontohkan, pengembangan wilayah kerja shale gas yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) MNK Sumbagut. Wilayah tersebut diperkirakan mengandung potensi shale gas sebesar 18,56 TCF.

Dengan investasi sekitar USD7,8 miliar, Pertamina menargetkan produksi perdana dapat diperoleh pada tahun ketujuh setelah enam tahun tahap eksplorasi perdana.

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, upaya pengembangan sumber energi alternatif tersebut sudah menjadi tugas rutin dilakukan oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM. Dia berharap banyak investor yang mengambil kesempatan ini guna mengembangkan potensi shale gas di Indonesia.

“Jadi, bagi investor yang punya uang dan mau menanggung risiko, silakan mendaftar,” tandas dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7144 seconds (0.1#10.140)