Total aset Bank UOB Indonesia Rp71,3 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank UOB Indonesia mencatatkan total aset tumbuh sebesar 20 persen menjadi Rp71,3 triliun pada 2013. Kinerja positif ini ditopang oleh peningkatan pembiayaan pada nasabah korporat dalam pengembangan bisnis mereka.
Presiden Direktur UOB Indonesia, Armand B Arief mengatakan, peningkatan aset didorong oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp44,97 triliun. Nilai tersebut naik 16 persen dari 2012 di posisi yang sama sebesar Rp52,26 triliun.
"Kualitas kredit juga terjaga dengan baik sebagaimana tercermin dari non performing loan (NPL) sebesar 1,15 persen, masih jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5 persen," ujar Armand dalam keterangan persnya, Rabu (9/4/2014).
Dia menjelaskan, kontribusi penyaluran kredit berasal dari sejumlah bidang usaha. Mayoritas masih dikuasai segmen commercial banking (44.69 persen), kemudian business banking (23.63 persen), corporate banking (18.68 persen), dan retail banking (13 persen).
Perseroan disebutnya telah menunjukkan kinerja yang solid di tengah kondisi perekonomian yang menantang pada 2013. Inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga acuan di paruh kedua dan gejolak perekonomian global adalah sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja sektor keuangan sepanjang tahun lalu.
“Dengan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan senantiasa berupaya menyediakan produk-produk yang berorientasi pada kebutuhan nasabah, kami melanjutkan pertumbuhan dengan mempertahankan neraca keuangan yang sehat melalui penambahan nasabah baru dan deposits base, dari perspektif pendanaan,” terangnya.
Presiden Direktur UOB Indonesia, Armand B Arief mengatakan, peningkatan aset didorong oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp44,97 triliun. Nilai tersebut naik 16 persen dari 2012 di posisi yang sama sebesar Rp52,26 triliun.
"Kualitas kredit juga terjaga dengan baik sebagaimana tercermin dari non performing loan (NPL) sebesar 1,15 persen, masih jauh di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5 persen," ujar Armand dalam keterangan persnya, Rabu (9/4/2014).
Dia menjelaskan, kontribusi penyaluran kredit berasal dari sejumlah bidang usaha. Mayoritas masih dikuasai segmen commercial banking (44.69 persen), kemudian business banking (23.63 persen), corporate banking (18.68 persen), dan retail banking (13 persen).
Perseroan disebutnya telah menunjukkan kinerja yang solid di tengah kondisi perekonomian yang menantang pada 2013. Inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga acuan di paruh kedua dan gejolak perekonomian global adalah sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja sektor keuangan sepanjang tahun lalu.
“Dengan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan senantiasa berupaya menyediakan produk-produk yang berorientasi pada kebutuhan nasabah, kami melanjutkan pertumbuhan dengan mempertahankan neraca keuangan yang sehat melalui penambahan nasabah baru dan deposits base, dari perspektif pendanaan,” terangnya.
(gpr)