Konversi BBM ke BBG di Jatim pangkas subsidi Rp795 M
A
A
A
Sindonews.com - Upaya untuk melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) terus digalakkan. Pasalnya, konversi BBG ini mampu memangkas subsidi BBM sebesar Rp795 miliar dari total subsidi sebesar Rp9,07 trilliun untuk Jawa Timur.
Ketua Asosiasi Pengusaha CNG Indonesia (APCNGI) Jawa Timur Puspito N Buntoro mengatakan, konversi ini harus dilakukan karena lambat laun negara tidak akan terus menerus menyubsidi BBM. Selain itu, cadangan minyak juga menipis.
"Solusinya adalah beralih ke bahan bakar gas. Nah, untuk kali ini harus dimulai dari mobil-mobil pemerintah," kata Puspito usai kampanye konversi BBG di Surabaya, Rabu (16/4/2014).
Untuk itu, APCNGI telah menyiapkan 16 unit Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) di Jawa Timur. Jumlah tersebut ditambah dengan 32 Mobile Refuelling Unit (MRU) yang melayani kebutuhan masyarakat di Jawa Timur. Puspito menuturkan, hal itu masih kurang dengan asumsi semua kendaraan di Jatim menggunakan BBG, sehingga ke depan akan ada SBPG di setiap SPBU milik Pertamina.
"Untuk saat ini yang dikedepankan adalah kendaraan milik pemerintah yang harus kita dorong menggunakan BBG," ujarnya.
Dia menjelaskan, akhir tahun lalu tercatat ada 1.393.471 unit kendaraan roda empat yang beroperasi di Jawa Timur. Sekitar 586.185 Unit di Surabaya. Jumlah tersebut dibagi 4.716 unit taksi dan 3.133 Unit mobil dinas Pemkot Surabaya serta sekitar 22 ribuan kendaraan operasional perusahaan yang berkantor di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Tuban.
"Kita targetkan untuk enam bulan segera beralih ke BBG," ujarnya.
Karena ini program nasional, maka pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Jawa Timur mendukung. Pasalnya dengan BBG, selain murah juga ramah lingkungan.
Terkait konverter kit yang konon harganya mencapai Rp10 juta-Rp15 juta, menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir karena ada pihak-pihak yang menyediakan paket koneverter kit.
"Seperti PGN, Pertamina juga menyediakan paket-paket ini, sehingga masyarakat tidak keberatan dalam membeli konverter kit," tukasnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha CNG Indonesia (APCNGI) Jawa Timur Puspito N Buntoro mengatakan, konversi ini harus dilakukan karena lambat laun negara tidak akan terus menerus menyubsidi BBM. Selain itu, cadangan minyak juga menipis.
"Solusinya adalah beralih ke bahan bakar gas. Nah, untuk kali ini harus dimulai dari mobil-mobil pemerintah," kata Puspito usai kampanye konversi BBG di Surabaya, Rabu (16/4/2014).
Untuk itu, APCNGI telah menyiapkan 16 unit Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) di Jawa Timur. Jumlah tersebut ditambah dengan 32 Mobile Refuelling Unit (MRU) yang melayani kebutuhan masyarakat di Jawa Timur. Puspito menuturkan, hal itu masih kurang dengan asumsi semua kendaraan di Jatim menggunakan BBG, sehingga ke depan akan ada SBPG di setiap SPBU milik Pertamina.
"Untuk saat ini yang dikedepankan adalah kendaraan milik pemerintah yang harus kita dorong menggunakan BBG," ujarnya.
Dia menjelaskan, akhir tahun lalu tercatat ada 1.393.471 unit kendaraan roda empat yang beroperasi di Jawa Timur. Sekitar 586.185 Unit di Surabaya. Jumlah tersebut dibagi 4.716 unit taksi dan 3.133 Unit mobil dinas Pemkot Surabaya serta sekitar 22 ribuan kendaraan operasional perusahaan yang berkantor di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Tuban.
"Kita targetkan untuk enam bulan segera beralih ke BBG," ujarnya.
Karena ini program nasional, maka pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Jawa Timur mendukung. Pasalnya dengan BBG, selain murah juga ramah lingkungan.
Terkait konverter kit yang konon harganya mencapai Rp10 juta-Rp15 juta, menurut dia, masyarakat tidak perlu khawatir karena ada pihak-pihak yang menyediakan paket koneverter kit.
"Seperti PGN, Pertamina juga menyediakan paket-paket ini, sehingga masyarakat tidak keberatan dalam membeli konverter kit," tukasnya.
(rna)