Saving Bond akan dijual ke masyarakat Mei mendatang

Jum'at, 18 April 2014 - 17:39 WIB
Saving Bond akan dijual...
Saving Bond akan dijual ke masyarakat Mei mendatang
A A A
Sindonews.com - Kabar gembira bagi Anda yang suka berinvestasi di surat utang negara. Mei mendatang, pemerintah akan menerbitkan instrument baru surat utang negara yang ditujukan khusus bagi investor retail/individu, yakni Saving Bond. Ini adalah instrument retail bond ke tiga setelah sukuk ritel dan obligasi negara ritel Indonesia (ORI).

“Penjualannya itu bulan Mei. Kita akan mulai kampanye akhir April,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (17/4/2014).

Robert menjelaskan, menambahkan target indikatif untuk penerbitan perdana saving bond adalah Rp2,5 triliun. Namun, dia belum bisa memberitahu berapa yield (imbal hasil) yang akan diperoleh investor.

Minimum pembelian adalah Rp5 juta dan pembelian setelahnya adalah kelipatan Rp5 juta. “Yield-nya kita tetapkan pas mau closing (penawaran). Tenornya dua tahun,” ucapnya.

Dia menjelaskan, saving bond memiliki sejumlah kesamaan dengan instrument bond retail lain seperti sukuk ritel (sukri) ataupun obligasi negara ritel Indonesia (ORI). Kesamaan itu di antaranya adalah penjualannya yang dilakukan oleh agen yang sudah ditunjuk serta hanya diperkenankan bagi investor retail bukan perusahaan.

Pajak Saving Bond juga sama yakni 15 persen. Namun, berbeda dengan ORI dan Sukri, saving bond tidak bisa diperdagangkan pasar sekunder. Pembeli harus meng-hold Saving Bond-nya sampai tenor berakhir.

“Tapi saving bond mungkin bisa diagunkan pinjam uang ke bank. Itu kan kayak harta itu,” tandasnya.

Untuk mendukung penerbitan Saving Bond, pemerintah telah menunjuk 21 agen penjual. Ke-21 agen tersebut adalah agen sama yang nantinya akan menjual ORI tahun ini. Dari 21 agen hanya tiga yang bukan perbankan yakni PT Trimegah Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Sukorinvest Central Gani.

Sementara ke-18 bank adalah BCA, BRI, Mandiri, Citibank, BNI, Bank UOB Indonesia, Bank Bukopin, HSBC, ANZ Indonesia, DBS Indonesia, Danamon, CIMB, Standard Chartered, OCBC NISP, BTN, BII, Bank Permata dan Bank Panin.

Robert menjelaskan, penerbitan Saving Bond dimaksudkan untuk semakin memperbanyak investor retail di surat utang negara. Pasalnya, jumlah investor retail Indonesia terbilang masih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk.

“Itu perlu supaya sektor keuangan kita lebih liquid lebih jalan. mengharapkan yangg besar-besar seperti perbankan, dana pensiun, asuransi itu sih oke, tapi kita kan tidak bicara berapa ratus saja, penduduknya mana?” imbuhnya.

Berdasarkan data Asia Bond Monitor dari Asia Development Bank (ADB), total outstanding retail bond Indonesia per Desember 2013, baik dari sukuk maupun ORI, hanya Rp79,8 triliun. Jumlah tersebut hanya 8,01 persen dibandingkan outstanding surat utang negara secara keseluruhan yang mencapai Rp995,25 triliun.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1273 seconds (0.1#10.140)