Mobile phone berpotensi jadi layanan keuangan digital
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Bank Indonesia, Enny Panggabean memaparkan, mengenai kemudahan-kemudahan transaksi masyarakat yang teredukatif melalui program layanan keuangan digital.
"Kita menjadikan seseorang itu yang dulunya harus ke bank, sekarang hanya harus mendatangi agent. Hal ini perlu dilakukan karena kita memiliki penduduk yang banyak menggunakan jasa bank. Jumlahnya cukup besar. Kemudian orang harus lebih banyak mengenal bank, agar supaya mereka yang memiliki uang banyak, dapat lebih bisa menyimpan uangnya dibandingkan harus membelanjakan uangnya. Jadi jika orang semakin mengenal bank, mereka dapat menekan nafsu konsumsi dan membelanjakan uangnya," paparnya di Bank Indonesia, Senin (21/4/2014).
Enny menjelaskan, ada chalenge yang dihadapi terkait dengan program ini. Antara lain, masyarakat yang masih banyak belum mengenal produk-produk keuangan dan mereka yang belum paham mengenai produk tersebut. Di ungkapkannya, itu merupakan tantangan agar bank lebih banyak dikenal.
"Caranya untuk menghadapi tantangan tersebut adalah, dengan inovasi. Inovasinya menggunakan mobile phone, untuk melakukan transaksi keuangan. Hal ini perlu diberdayakannya edukasi. Karena jika hanya dibekali dengan pengetahuan transaksi, mereka akan lebih banyak salah, tertipu dan merasa tidak nyaman," jelasnya.
"Kemudian consumer protection. Regulasi itu harus menciptakan transaksi yang aman nyaman terhadap nasabah atau pengguna" lanjut Enny.
Enny menambahkan, layanan keuangan digital ini ditujukan untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat. Melibatkan pelaku dari sektor keuangan maupun non keuangan. Sifatnya lebih luas karena melayani payment ada financial service. Modelnya pun, bisa menggunakan perusahaan telekomunikasi dan jasa perbankan.
"Ini yang menjadi pertimbangan kita. Karena pengguna telepon genggam yang banyak, maka mobile phone menjadi satu inovasi dan solusi. Pengguna telpon genggam 240 juta. Hal tersebut berdampak positif terhadap perekonomian UMKM, lapangan kerja, kesejahteraan rumah tangga dan keuangan. Sampai dengan 2012 penelitian mengatakan ada korelasi positif terhadap penggunaan telepon genggam," ungkap Enny.
Menurutnya, dengan adanya mobile phone, mereka tidak perlu ke bank. Mereka hanya perlu di rumah saja, proses transaksi pun jadi lebih mudah dilakukan dari rumah.
"Kita menjadikan seseorang itu yang dulunya harus ke bank, sekarang hanya harus mendatangi agent. Hal ini perlu dilakukan karena kita memiliki penduduk yang banyak menggunakan jasa bank. Jumlahnya cukup besar. Kemudian orang harus lebih banyak mengenal bank, agar supaya mereka yang memiliki uang banyak, dapat lebih bisa menyimpan uangnya dibandingkan harus membelanjakan uangnya. Jadi jika orang semakin mengenal bank, mereka dapat menekan nafsu konsumsi dan membelanjakan uangnya," paparnya di Bank Indonesia, Senin (21/4/2014).
Enny menjelaskan, ada chalenge yang dihadapi terkait dengan program ini. Antara lain, masyarakat yang masih banyak belum mengenal produk-produk keuangan dan mereka yang belum paham mengenai produk tersebut. Di ungkapkannya, itu merupakan tantangan agar bank lebih banyak dikenal.
"Caranya untuk menghadapi tantangan tersebut adalah, dengan inovasi. Inovasinya menggunakan mobile phone, untuk melakukan transaksi keuangan. Hal ini perlu diberdayakannya edukasi. Karena jika hanya dibekali dengan pengetahuan transaksi, mereka akan lebih banyak salah, tertipu dan merasa tidak nyaman," jelasnya.
"Kemudian consumer protection. Regulasi itu harus menciptakan transaksi yang aman nyaman terhadap nasabah atau pengguna" lanjut Enny.
Enny menambahkan, layanan keuangan digital ini ditujukan untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat. Melibatkan pelaku dari sektor keuangan maupun non keuangan. Sifatnya lebih luas karena melayani payment ada financial service. Modelnya pun, bisa menggunakan perusahaan telekomunikasi dan jasa perbankan.
"Ini yang menjadi pertimbangan kita. Karena pengguna telepon genggam yang banyak, maka mobile phone menjadi satu inovasi dan solusi. Pengguna telpon genggam 240 juta. Hal tersebut berdampak positif terhadap perekonomian UMKM, lapangan kerja, kesejahteraan rumah tangga dan keuangan. Sampai dengan 2012 penelitian mengatakan ada korelasi positif terhadap penggunaan telepon genggam," ungkap Enny.
Menurutnya, dengan adanya mobile phone, mereka tidak perlu ke bank. Mereka hanya perlu di rumah saja, proses transaksi pun jadi lebih mudah dilakukan dari rumah.
(gpr)