Penjualan Arwana kuartal I tumbuh 17%
A
A
A
Sindonews.com - PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 17 persen menjadi Rp409 miliar pada kuartal I/2014. Angka tersebut dikontribusikan dari pertumbuhan volume penjualan sebesar 8 persen.
Sementara itu, harga jual rata-rata juga mengalami pertumbuhan 9 persen, yang berasal dari penerapan inovasi produksi dengan nilai tambah yang tinggi dan disertai penyesuaian harga jual.
Sekretaris Perusahaan ARNA Rudy Sujanto mengatakan, biaya penjualan secara unit biaya terjadi penurunan, di mana ratio beban usaha terhadap penjualan bersih turun dari 11 persen pada kuartal I tahun 2013 menjadi 9 persen di kuartal I/2014.
“Penurunan biaya penjualan ini tercapai berkat letak geografis plant 4 di Indralaya, Ogan ilir yang dekat dan khusus melayani kebutuhan pasar keramik Sumatera bagian selatan,” papar Rudy di Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Dia menjelaskan, perseroan juga telah membukukan laba selisih kurs sebesar Rp6,7 miliar pada kuartal I tahun ini. Sementara laba bersih kuartal I tumbuh 14 persen menjadi Rp77,12 miliar dari Rp67,7 miliar.
“Pencapain kinerja keuangan ini merupakan multiplier efek dari pertumbuhan nilai penjualan bersih, penghematan biaya produksi, penghematan biaya penjualan dan perbaikan kondisi ekonomi makro Indonesia,” ujar dia.
Di samping itu, produsen keramik ini berencana membangun pabrik kelima di Mojokerto, Jawa Timur senilai Rp300 miliar. Chief Operating Officer (COO) ARNA Edy Suryanto mengatakan, pembangunan pabrik diperkirakan selesai pada kuartal II/2015.
“Pabrik tersebut diharapkan bisa menambah kapasitas menjadi 57,87 juta meter persegi per tahun,” ungkap Edy.
Menurut dia, pabrik tersebut akan memproduksi produk Uno, brand perseroan yang ditargetkan kepada masyarakat kelas menengah atas. Pihaknya berharap dalam beberapa waktu mendatang, produk tersebut akan memberikan kontribusi di kisaran 15-16 persen dari penjualan perseroan.
Sementara itu, harga jual rata-rata juga mengalami pertumbuhan 9 persen, yang berasal dari penerapan inovasi produksi dengan nilai tambah yang tinggi dan disertai penyesuaian harga jual.
Sekretaris Perusahaan ARNA Rudy Sujanto mengatakan, biaya penjualan secara unit biaya terjadi penurunan, di mana ratio beban usaha terhadap penjualan bersih turun dari 11 persen pada kuartal I tahun 2013 menjadi 9 persen di kuartal I/2014.
“Penurunan biaya penjualan ini tercapai berkat letak geografis plant 4 di Indralaya, Ogan ilir yang dekat dan khusus melayani kebutuhan pasar keramik Sumatera bagian selatan,” papar Rudy di Jakarta, Selasa (22/4/2014).
Dia menjelaskan, perseroan juga telah membukukan laba selisih kurs sebesar Rp6,7 miliar pada kuartal I tahun ini. Sementara laba bersih kuartal I tumbuh 14 persen menjadi Rp77,12 miliar dari Rp67,7 miliar.
“Pencapain kinerja keuangan ini merupakan multiplier efek dari pertumbuhan nilai penjualan bersih, penghematan biaya produksi, penghematan biaya penjualan dan perbaikan kondisi ekonomi makro Indonesia,” ujar dia.
Di samping itu, produsen keramik ini berencana membangun pabrik kelima di Mojokerto, Jawa Timur senilai Rp300 miliar. Chief Operating Officer (COO) ARNA Edy Suryanto mengatakan, pembangunan pabrik diperkirakan selesai pada kuartal II/2015.
“Pabrik tersebut diharapkan bisa menambah kapasitas menjadi 57,87 juta meter persegi per tahun,” ungkap Edy.
Menurut dia, pabrik tersebut akan memproduksi produk Uno, brand perseroan yang ditargetkan kepada masyarakat kelas menengah atas. Pihaknya berharap dalam beberapa waktu mendatang, produk tersebut akan memberikan kontribusi di kisaran 15-16 persen dari penjualan perseroan.
(rna)