Rupiah akhir pekan berpotensi terapresiasi
A
A
A
Sindonews.com - Mulai tipisnya pelemahan yang terjadi diproyeksi akan diikuti dengan akan tercetaknya penguatan rupiah atas dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini.
Laju rupiah di bawah level support Rp11.512 per USD. Rentang rupiah hari ini di kisaran Rp11.628-11.572 per USD mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI).
"Laju nilai tukar rupiah masih dalam zona merah, namun mulai tipis pelemahannya setelah pelaku pasar merespon positif pernyataan MenKeu, M. Chatib Basri, yang mengatakan lonjakan kebutuhan USD biasa terjadi jelang tengah tahun," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Jumat (25/4/2014).
Hal ini, menurut Reza, berkaitan dengan kebutuhan untuk repatriasi laba perusahaan penanaman modal asing (PMA), impor dan pembayaran utang jatuh tempo.
Menkeu, Reza menambahkan, juga mengulas bahwa rupiah melemah tak sendirian. Pasalnya, mata uang regional lainnya mengalami nasib yang sama, seperti ringgit dan rupee.
"Menkeu juga memperkirakan, neraca perdagangan (Maret) akan bisa surplus. Inflasi (April) juga terkendali, bahkan cenderung bisa deflasi," pungkas Reza.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada kemarin berada di level Rp11.608 per USD. Posisi ini anjlok 18 poin dari penutupan Rabu (23/4/2014) di level Rp11.590 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp11.603 per USD. Posisi ini menguat 27 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp11.630 per USD.
Laju rupiah di bawah level support Rp11.512 per USD. Rentang rupiah hari ini di kisaran Rp11.628-11.572 per USD mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI).
"Laju nilai tukar rupiah masih dalam zona merah, namun mulai tipis pelemahannya setelah pelaku pasar merespon positif pernyataan MenKeu, M. Chatib Basri, yang mengatakan lonjakan kebutuhan USD biasa terjadi jelang tengah tahun," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Jumat (25/4/2014).
Hal ini, menurut Reza, berkaitan dengan kebutuhan untuk repatriasi laba perusahaan penanaman modal asing (PMA), impor dan pembayaran utang jatuh tempo.
Menkeu, Reza menambahkan, juga mengulas bahwa rupiah melemah tak sendirian. Pasalnya, mata uang regional lainnya mengalami nasib yang sama, seperti ringgit dan rupee.
"Menkeu juga memperkirakan, neraca perdagangan (Maret) akan bisa surplus. Inflasi (April) juga terkendali, bahkan cenderung bisa deflasi," pungkas Reza.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada kemarin berada di level Rp11.608 per USD. Posisi ini anjlok 18 poin dari penutupan Rabu (23/4/2014) di level Rp11.590 per USD.
Nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg ditutup pada level Rp11.603 per USD. Posisi ini menguat 27 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp11.630 per USD.
(rna)