Rupiah melemah bikin laju pasar obligasi lesu
A
A
A
Sindonews.com - Masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akan memberi imbas pada lelang obligasi pada pekan depan.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst (CSA) Reza Priyambada mengatakan, masih adanya potensi melemahnya rupiah akan membuat laju pasar obligasi variatif cenderung melemah.
"Untuk itu diharapkan tetap mencermati berbagai sentimen, terutama yang terkait dengan pergerakan laju nilai tukar rupiah dan estimasi rilis data-data makroekonomi Indonesia," kata dia, Minggu (27/4/2014).
Kendati demikian, dia berharap, masih adanya lelang obligasi pada pekan depan depan dapat emmberikan sentimen positif pada pasar obligasi. Namun, menurut Reza, harus tetap waspada terhadap potensi pembalikan arah seiring masih adanya sejumlah sentimen negatif.
"Apalagi waktu efektif perdagangan juga hanya tiga hari, di mana Jumat hari kejepit adanya libur MayDay, sehingga volume transaksi berpotensi berkurang," tutur dia.
Pemerintah pada pekan depan akan melakukan lelang penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah dengan jumlah Rp8 triliun. Sementara pada pekan ini akibat pelemahan rupiah terjadi penurunan penawaran terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menjadi Rp2,97 triliun dari sebelumnya Rp3,58 triliun.
"Pada lelang pekan ini, jumlah penawaran yang masuk masih lebih banyak dan didominasi obligasi jangka pendek," imbuh dia.
Sementara dari seri sukuk yang ditawarkan pada perdagangan pekan ini, pemerintah menyerap Rp980 miliar. Jumlah itu di bawah penyerapan SBSN sebelumnya sebesar Rp1,56 triliun.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst (CSA) Reza Priyambada mengatakan, masih adanya potensi melemahnya rupiah akan membuat laju pasar obligasi variatif cenderung melemah.
"Untuk itu diharapkan tetap mencermati berbagai sentimen, terutama yang terkait dengan pergerakan laju nilai tukar rupiah dan estimasi rilis data-data makroekonomi Indonesia," kata dia, Minggu (27/4/2014).
Kendati demikian, dia berharap, masih adanya lelang obligasi pada pekan depan depan dapat emmberikan sentimen positif pada pasar obligasi. Namun, menurut Reza, harus tetap waspada terhadap potensi pembalikan arah seiring masih adanya sejumlah sentimen negatif.
"Apalagi waktu efektif perdagangan juga hanya tiga hari, di mana Jumat hari kejepit adanya libur MayDay, sehingga volume transaksi berpotensi berkurang," tutur dia.
Pemerintah pada pekan depan akan melakukan lelang penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah dengan jumlah Rp8 triliun. Sementara pada pekan ini akibat pelemahan rupiah terjadi penurunan penawaran terhadap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menjadi Rp2,97 triliun dari sebelumnya Rp3,58 triliun.
"Pada lelang pekan ini, jumlah penawaran yang masuk masih lebih banyak dan didominasi obligasi jangka pendek," imbuh dia.
Sementara dari seri sukuk yang ditawarkan pada perdagangan pekan ini, pemerintah menyerap Rp980 miliar. Jumlah itu di bawah penyerapan SBSN sebelumnya sebesar Rp1,56 triliun.
(rna)