Kredit BII tumbuh 27% di kuartal I/2014
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) terus mencatat pertumbuhan kredit dan simpanan yang kuat pada kuartal I/2014. Perseroan mencatat portofolio kredit yang tumbuh 27 persen menjadi Rp101,3 triliun untuk periode yang berakhir 31 Maret 2014.
"Ini merupakan prestasi di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan dan tren perlambatan pada pertumbuhan industri secara keseluruhan," ujar Presiden Direktur BII Taswin Zakaria dalam rilisnya, Rabu (30/4/2014).
Dia mengatakan, segmen bisnis masih memimpin dengan pertumbuhan kredit tercepat dari Rp27,6 triliun menjadi Rp36,1 triliun, naik sebesar 30,9 persen dari periode sama tahun lalu. Kredit dari segmen ritel naik 25,6 persen dari Rp29,3 triliun menjadi Rp36,7 triliun, dan Kredit dari segmen global meningkat 24,3 persen dari Rp22,9 triliun menjadi Rp28,5 triliun.
Perseroan juga terus mengelola likuiditas dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dengan memprioritaskan pada pemeliharaan cadangan likuiditas yang sehat. Dana pihak ketiga atau simpanan nasabah meningkat 16,5 persen selama kuartal I/2014 menjadi Rp104 triliun dari Rp89 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Tabungan mencatat pertumbuhan yang paling kuat sebesar 24,7 persen dari Rp19,3 triliun pada Maret 2013 menjadi Rp24,0 triliun pada Maret 2014. Giro tumbuh 10,6 persen, sementara deposito meningkat 15,2 persen.
"Hal ini menyebabkan rasio CASA membaik sekitar 40 persen, peningkatan dari 37 persen pada tahun sebelumnya," ujarnya.
Likuiditas disebutnya akan menjadi fokus perseroan demi menyeimbangkan struktur biaya. Namun perseroan tetap optimis pada tahun ini, dengan pengelolaan biaya yabg lebih efektif dan bertanggung jawab untuk mengembangkan bisnis.
"Kami belum lama ini telah memperbaiki model bisnis perbankan global termasuk untuk lebih fokus pada nasabah papan atas (top tier clients) untuk membangun portofolio yang lebih kuat dan mencapai pendapatan dan bisnis fee yang solid,” ujarnya.
Rasio Kredit terhadap Simpanan (LDR), tidak termasuk anak perusahaan, terkelola dengan sehat pada 88,91 persen per 31 Maret 2014. Sementara modified LDR konsolidasian yang memperhitungkan obligasi, pinjaman jangka panjang dan simpanan nasabah tercatat sebesar 81,71 persen.
"Ini merupakan prestasi di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan dan tren perlambatan pada pertumbuhan industri secara keseluruhan," ujar Presiden Direktur BII Taswin Zakaria dalam rilisnya, Rabu (30/4/2014).
Dia mengatakan, segmen bisnis masih memimpin dengan pertumbuhan kredit tercepat dari Rp27,6 triliun menjadi Rp36,1 triliun, naik sebesar 30,9 persen dari periode sama tahun lalu. Kredit dari segmen ritel naik 25,6 persen dari Rp29,3 triliun menjadi Rp36,7 triliun, dan Kredit dari segmen global meningkat 24,3 persen dari Rp22,9 triliun menjadi Rp28,5 triliun.
Perseroan juga terus mengelola likuiditas dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dengan memprioritaskan pada pemeliharaan cadangan likuiditas yang sehat. Dana pihak ketiga atau simpanan nasabah meningkat 16,5 persen selama kuartal I/2014 menjadi Rp104 triliun dari Rp89 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Tabungan mencatat pertumbuhan yang paling kuat sebesar 24,7 persen dari Rp19,3 triliun pada Maret 2013 menjadi Rp24,0 triliun pada Maret 2014. Giro tumbuh 10,6 persen, sementara deposito meningkat 15,2 persen.
"Hal ini menyebabkan rasio CASA membaik sekitar 40 persen, peningkatan dari 37 persen pada tahun sebelumnya," ujarnya.
Likuiditas disebutnya akan menjadi fokus perseroan demi menyeimbangkan struktur biaya. Namun perseroan tetap optimis pada tahun ini, dengan pengelolaan biaya yabg lebih efektif dan bertanggung jawab untuk mengembangkan bisnis.
"Kami belum lama ini telah memperbaiki model bisnis perbankan global termasuk untuk lebih fokus pada nasabah papan atas (top tier clients) untuk membangun portofolio yang lebih kuat dan mencapai pendapatan dan bisnis fee yang solid,” ujarnya.
Rasio Kredit terhadap Simpanan (LDR), tidak termasuk anak perusahaan, terkelola dengan sehat pada 88,91 persen per 31 Maret 2014. Sementara modified LDR konsolidasian yang memperhitungkan obligasi, pinjaman jangka panjang dan simpanan nasabah tercatat sebesar 81,71 persen.
(rna)