Kebutuhan investasi migas capai USD23 M/tahun
A
A
A
Sindonews.com - Indonesian Petroleum Association (IPA) memproyeksikan, kegiatan ekspolorasi minyak dan gas bumi (migas) membutuhkan investasi yang masih tinggi mencapai USD23 miliar per tahun.
Pasalnya, meski produksi turun, Indonesia masih memiliki potensi migas yang cukup besar untuk dieksplorasi. Presiden IPA Lukman Mahfoedz mengatakan, agar produksi migas terus berlanjut maka investasi di sektor migas perlu didorong secara masif. Hal itu untuk menunjang kegiatan eksplorasi, sehingga perlu regulasi menarik berupa insetif fari pemerintah.
“Investasi ini akan mendorong eksplorasi (migas), sehingga perlu insentif yang menarik,” kata dia,di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Sesuai laporan Work Plan and Budget dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas), lanjutnya, angka eksplorasi pada awal 2014 belum mencapai target.
“Indonesia’s Oil Reserves Replacement Ratio saat ini hanya mencapai 46,6 persen. Ini kurang baik tapi untuk gas ada peningkatan memang menjadi 90,27 persen,” ungkapnya.
Dia mengatakan, tantangan yang dihadapi indutsri migas saat ini, meliputi tantangan sosial, technical challenge dan teknologi. Adapun tantangan tersebut tidak mudah karena perlu adanya investasi yang besar karena bersentuhan dengan infrastruktur dan teknologi.
Berdasarkan Work Plan and Budget SKK Migas, jumlah investasi di sektor migas mencapai USD25,6 miliar. Sementara pendapatan nasional dari sektor migas diperkirakan mencapai USD27,1 miliar.
Pasalnya, meski produksi turun, Indonesia masih memiliki potensi migas yang cukup besar untuk dieksplorasi. Presiden IPA Lukman Mahfoedz mengatakan, agar produksi migas terus berlanjut maka investasi di sektor migas perlu didorong secara masif. Hal itu untuk menunjang kegiatan eksplorasi, sehingga perlu regulasi menarik berupa insetif fari pemerintah.
“Investasi ini akan mendorong eksplorasi (migas), sehingga perlu insentif yang menarik,” kata dia,di Jakarta, Selasa (6/5/2014).
Sesuai laporan Work Plan and Budget dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas), lanjutnya, angka eksplorasi pada awal 2014 belum mencapai target.
“Indonesia’s Oil Reserves Replacement Ratio saat ini hanya mencapai 46,6 persen. Ini kurang baik tapi untuk gas ada peningkatan memang menjadi 90,27 persen,” ungkapnya.
Dia mengatakan, tantangan yang dihadapi indutsri migas saat ini, meliputi tantangan sosial, technical challenge dan teknologi. Adapun tantangan tersebut tidak mudah karena perlu adanya investasi yang besar karena bersentuhan dengan infrastruktur dan teknologi.
Berdasarkan Work Plan and Budget SKK Migas, jumlah investasi di sektor migas mencapai USD25,6 miliar. Sementara pendapatan nasional dari sektor migas diperkirakan mencapai USD27,1 miliar.
(rna)