Obligasi PLN dapat peringkat AAA

Kamis, 08 Mei 2014 - 16:56 WIB
Obligasi PLN dapat peringkat AAA
Obligasi PLN dapat peringkat AAA
A A A
Sindonews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idAAA untuk perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dengan prospek stabil.

Selain itu, Pefindo juga menetapkan peringkat serupa untuk sejumlah obligasi PLN, seperti Obligasi VII/2004, VIII/2006, IX/2007, X/2009, XI/2010, XII/2010 dan sukuk berkelanjutan I/2013. Sukuk Ijarah PLN I/2006, II/2007, III/2009, IV/2010, V/2010 dan berkelanjutan I/2013 juga mendapat peringkat idAAA(sy).

Analis Pefindo Haryo Koconegoro mengatakan, peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari pemerintah, fleksibilitas finansial perusahaan yang kuat, posisi pasar yang superior dan permintaan terhadap listrik yang terus bertumbuh.

"Namun peringkat itu dibatasi tingginya permintaan penyambungan tenaga listrik dari masyarakat, menyebabkan rencana belanja modal besar, sehingga bisa mempengaruhi rasio pinjaman terhadap ekuitas dan rasio proteksi arus kas," kata dia dalam rilisnya, Kamis (8/5/2014).

Pada saat yang sama, Pefindo juga memberikan peringkat idAA+ untuk PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan rencana obligasi I/2014 senilai Rp1 triliun, dengan prospek peringkat perusahaan stabil.

Menurut analis Pefindo lainnya, Hendro Utamo bahwa peringkat itu mencerminkan peran yang sangat penting bagi pemerintah Indonesia, potensi permintaan pembiayaan infrastruktur yang tinggi dan tingkat permodalan yang sangat kuat.

"Meski begitu, peringkat itu dibatasi terbatasnya jumlah proyek infrastuktur yang siap secara komersial dan profil pembiayaan yang terkonsentrasi," ujar dia.

Pefindo juga memberikan peringkat idAA untuk Obligasi PT Toyota Astra Finacial Service (TAFS) yang akan jatuh tempo pada 7 Juli 2014, yakni Obligasi I/2011 seri C senilai Rp484 miliar.

Pasalnya, perusahaan dipandang mampu melunasi obligasi tersebut karena didukung dana kas dan setara kas yang pada akhir kuartal I tahun ini sebebesar Rp335,8 miliar dan penerimaan angsuran atas piutang pembiayaan konsumen per bulan sekitar Rp700 miliar.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6557 seconds (0.1#10.140)