Kajian smelter Freeport tuntas pekan ini

Selasa, 13 Mei 2014 - 16:35 WIB
Kajian smelter Freeport tuntas pekan ini
Kajian smelter Freeport tuntas pekan ini
A A A
Sindonews.com - Pemerintah menjadwalkan kajian fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara tuntas pekan ini. Saat ini baru dua kajian yang diselesaikan, yakni smelter milik PT Sebuku Iron Lateritic (SILO) dan PT Lumbung Mineral Sentosa.

“Sudah selesai untuk SILO dan Lumbung nanti kita lanjutkan lagi. Paling tidak minggu ini sudah selesai,” kata Direktur Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sukhyar di Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Menurut dia, setelah semua kajian selesai, maka Kementerian ESDM akan menerbitkan rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE). Namun secara menyeluruh Sukhyar belum menjelaskan sejauhmana capaian pembangunan smelter SILO dan Lumbung.

“Setelah selesai ini kita akan terbitkan SPE,” kata dia.

Seperti diketahui sebelumnya, Kementerian ESDM pernah mengajukan SPE kepada Kemeneterian Perdagangan namun ditolak karena secara lengkap belum memenuhi persyaratan. Kemudian, tim independen pembanguan smelter di bentuk untuk memverifikasi kelayakan pembanguan smelter.

Tim independen terdiri dari kalangan akademisi dari Intitute Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia serta melibatkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) Kementerian ESDM serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Lebih lanjut Sukhyar mengatakan, kebutuhan konsentrat pabrik smelter yang dibangun Freeport bersama PT Aneka Tambang (Antam) dan Newmont hanya cukup untuk dua smelter. Adapun total produksi konsentrat Freeport dan Newmont mencapai 2,8 juta ton, sementara smelter yang akan dibangun Antam berkapasitas 400 ribu ton memerlukan pasokan konsentrat tembaga sebesar 1,6 juta ton.

Dengan demikian pasokan Freeport dan Newmont akan banyak terserap ke smelter Antam. Sisanya 1,2 juta ton sudah di pasok ke Smelting Gresik Copper Smelter dan refinery di Gresik Jawa Timur.

Pembangunan konstruksi smelter Antam dan Freeport targetnya mulai terealisasi tahun depan. Manajemen Antam menyebutkan, perseroan sudah menyelesaikan pre-feasibility study untuk pembangunan smelter tembaga berkapasitas 400 ribu ton katoda tembaga per tahun. Freeport sudah menyetor dana USD100 juta sebagai bentuk komitmen untuk membangun smelter di dalam negeri.

Sementara itu, sebelum menjalin kerja sama dengan Antam, Freeport dan Newmont telah berkerja sama dengan Indosmelt dan PT Nusantara Smelting terkait pasokan konsentrat, namun rencananya akan di batalkan padahal kedua perusahaan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat.

Mendanggapi hal itu Direktur Utama PT Indosmelt Natsyir Mansyur mengatakan masih menunggu sikap Freeport dan Newmont. “Kami tunggu sikap mereka apakah membatalkan perjanjian kalau dibatalkan tentu ada proses hukum,” tandasnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6182 seconds (0.1#10.140)